JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 9,9 juta anak muda usia 15–24 tahun di Indonesia yang tidak beraktivitas produktif alias pengangguran. Para anak muda berusia 15–24 tahun tersebut masuk ke dalam kategori Not in Employment, Education and Training atau tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak sedang mengikuti pelatihan.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menilai salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di tanah air, terutama yang disumbangkan oleh generasi Z, adalah ketidaksesuaian antara pendidikan yang ditempuh dengan permintaan pasar tenaga kerja.
"Didapati miss-match (ketidakcocokan), jadi output dari pendidikan vokasi belum mampu berkesesuaian dengan kebutuhan pasar kerja," kata Ida dilansir dari Antara, Kamis (23/5/2024).
Selain itu, Ida mengatakan pula bahwa banyaknya generasi Z yang menjadi pengangguran karena mereka masih dalam tahapan berproses mencari pekerjaan.
Ia pun menyampaikan bahwa pada saat ini penyumbang angka pengangguran terbanyak adalah lulusan SMK, yakni sekitar 8,9%.
"Pengangguran kita ini terbanyak disumbangkan dari lulusan SMK, anak-anak lulusan SMA, ini terjadi karena adanya miss-match," ujar dia.