Sementara itu, lanjut dia European Central Bank telah menurunkan suku bunga kebijakan moneternya lebih cepat sejalan dengan tekanan inflasi yang lebih rendah.
Menurutnya, divergensi kebijakan moneter negara maju tersebut dan masih tingginya ketegangan geopolitik menyebabkan ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi.
Dia menambahkan Berbagai perkembangan tersebut dan dengan tingginya imbal hasil (yield) US Treasury menyebabkan menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat sehingga meningkatkan tekanan pelemahan nilai tukar berbagai mata uang dunia dan menahan aliran masuk modal asing ke negara berkembang.
Ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi itu memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian pasar keuangan global tersebut terhadap perekonomian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
(Taufik Fajar)