Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

PHK Tokopedia-TikTok Shop Ternyata Sudah Lama Diprediksi

Kristalensi Bunga Nauli Sihite , Jurnalis-Jum'at, 21 Juni 2024 |17:10 WIB
PHK Tokopedia-TikTok Shop Ternyata Sudah Lama Diprediksi
Tokopedia PHK usai diakuisisi tiktok( (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di e-Commerce Tokopedia ternyata sudah dibayangkan dan diprediksi oleh sejumlah pihak. Ketua Umum Indonesia Digital Empowering Community (iDiec) Tesar Sandikapura menilai PHK massal di Tokopedia sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu saja usai diakusisi oleh TikTok. 

Tesar pun memproyeksi setelah PHK, yang terjadi adalah terjadi penguasaan data hingga pergeseran operasional Tokopedia. 

“Sebenarnya merger Tokopedia dan Tiktok, saya sudah prediksi terjadi seperti ini. Dan ternyata prediksi saya benar. Harusnya dari awal pemerintah melihat merger antara tiktok shop dan tokopedia ini tidak boleh,” kata Tesar, Jumat (21/6/2024).

Dia menjelaskan, kekhawatirannya adalah praktik monopoli serta duopoli usaha. Pasalnya, ketika dua perusahaan digabung atau salah satu perusahaan kemudian mengakuisisi perusahaan lain di sektor yang sama. 

Selanjutnya, lanjut Tesar, PHK di Tokopedia pasti berimbas pada karyawan yang punya posisi lemah di perusahaan. 

“Itu yang saya bingung kemarin kenapa kok mereka diizinkan,” ujar Tesar. 

“Pernah kejadian dulu di Singapura ketika kalau tidak salah Uber mau bangkrut lalu dibeli oleh Grab Singapura dan itu tidak boleh karena mereka satu jenis platform,” ucapnya.

Tesar lantas mengungkapkan, sejumlah dampak ketika kedua perusahaan digabung. Selain PHK, kekhawatiran yang perlu diwaspada soal perlindungan data pribadi para pengguna. Tiktok yang berinduk pada grup Bytedance, merupakan raksasa teknologi asal Tiongkok. Bukan hanya para pengguna atau konsumen Tokopedia saja. 

Tapi data-data penting seperti perilaku berbelanja konsumen di Tanah Air hingga tren suatu produk, juga bisa dibaca oleh pengendali perusahaan, dalam hal ini Tiktok yang memiliki 75% sahamnya di Tokopedia. 

“Datanya akan mereka kuasai, apalagi ini dibilang mereka punya pusat di luar negeri, ini perlu kita siasati. Lalu berikutnya sudah kejadian seperti ini, pemerintah sudah kepalang basah,” kata Tesar. 

Tesar pun meminta, semua pihak segera memikirkan langkah ke depan,setelah PHK ini terjadi. Hal-hal yang dikhawatirkan seperti keamanan data (seller-buyer) tidak digunakan demi kepentingan asing. 

“Jangan sampai dimanfaatkan pihak luar sehingga mereka malah 'memaksakan' produk mereka jadi pemenang di Indonesia. Nah ini yang kita takutkan, pemain lokal jadi kalah. Regulasi harus benar-benar dipikirkan, jangan sampai kejadian seperti itu terulang lagi sehingga pemain besar semakin kuat dengan dia 'mencaplok',” ujarnya.

Untuk diketahui, ByteDance melakukan PHK terhadap 450 karyawan usai akuisisi TikTok Shop dan Tokopedia. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan di tengah sengitnya persaingan e-commerce.

Dilansir dari Bloomberg, total seluruh pegawai yang menjadi korban PHK setara dengan 9% dari total pegawai perusahaan hasil merger. Angka tersebut masih bersifat tentatif dan rasionalisasi pegawai akan dilakukan segera pada bulan ini.

PHK besar-besaran yang dilakukan oleh ByteDance merupakan upaya untuk membersihkan operasi e-commerce nya yang ada di Indonesia. Penggabungan TikTok Shop dan Tokopedia menghasilkan beban sebesar USD1,5 miliar atau setara dengan Rp24,4 triliun (Kurs Rp16.300 per USD) dan ByteDance berusaha meringankan beban tersebut dengan PHK karyawannya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement