Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penerimaan Bea Masuk Turun Jadi Rp20,3 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

Anggie Ariesta , Jurnalis-Kamis, 27 Juni 2024 |16:58 WIB
Penerimaan Bea Masuk Turun Jadi Rp20,3 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Okezone.com/Kemenkeu)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat penerimaan bea masuk Rp20,3 triliun hingga Mei 2024. Angka itu setara 35,4% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Penerimaan bea masuk terkontraksi alias turun tipis 0,5% secara tahunan (Yoy). Hal ini disebabkan oleh turunnya tarif efektif bea masuk dari 1,46% menjadi 1,34%. Selain itu, terjadinya penurunan nilai impor sebesar 0,4%.

“Kita akan tunjukkan untuk penerimaan bea masuk Rp20,3 triliun, ini 35,4% (dari target dalam APBN 2024). Ini lagi-lagi untuk bea masuk ini mengalami kontraksi tipis 0,5%,” ujar Sri Mulyani saat konferensi pers APBN Kita, Kamis (27/6/2024).

“Penerimaan bea masuk memang mengalami, karena rata-rata tarif kita itu sudah menurun atau sangat rendah penurunan tarif efektif bea masuk kita adalah 1,4% menjadi 1,34% dan juga penurunan dari nilai impor sebesar 0,4%,” paparnya.

Sebaliknya, realisasi penerimaan bea keluar pada periode yang sama mencapai Rp7,7 triliun. Angka ini setara 43,9% dari target tahun ini.

Realisasi penerimaan bea keluar hingga paru pertama 2024 naik 49,6%. Kenaikan terutama dorong oleh bea keluar tembaga sebesar Rp6,13 triliun atau tumbuh 1.135% secara tahunan (Yoy).

“Untuk bea keluar kita mengalami kenaikan yaitu mengumpulkan Rp 7,7 triliun, kalau kita lihat ini adalah 43,9 persen dari total target tahun ini atau naik 49,6% ,” ucapnya.

Menurut dia, implementasi kebijakan relaksasi ekspor tembaga atau mineral membuat kenaikan biaya keluar tembaga menjadi Rp6,13 triliun.

“Apa yang menyebabkan kenaikan dari penerimaan biaya keluar? Pertama untuk biaya keluar tembaga Rp6,13 triliun, tumbuh 1.135 persen, ini karena implementasi kebijakan relaksasi ekspor tembaga atau mineral terutama sambil menunggu pembangunan smelter,” tambah Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement