Dapat Dana IPO Rp71,4 Miliar, Cipta Perdana (PART) Ekspansi Bisnis
JAKARTA - PT Cipta Perdana Lancar Tbk melanta di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (5/7/2024). Hadir dengan kode saham PART, perusahaan manufaktur sparepart otomotif ini menawarkan sebanyak 680 juta saham baru.
Direktur Utama PT Cipta Perdana Lancar Tbk, Hamim menyatakan perseroan menawarkan saham dengan nilai nominal Rp25 per saham, yang ditawarkan pada harga penawaran sebesar Rp105 per saham, dan total nilai Penawaran Umum mencapai sebanyak Rp71.400.000.000.
Nantinya seluruh dana yang terkumpul akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan mendorong produksi dengan menambah mesin produksi dengan kapasitas mulai dari 160 ton hingga 1000 ton serta membangun gedung baru di lahan 8.000 meter persegi.
"Berkat kerja keras dan dedikasi, ahamdulillah kami berhasil tumbuh dan berkembang hingga kini menjadi perusahaan terbuka. Selama lebih dari 15 tahun, kami telah berkembang menjadi perusahaan manufaktur sparepart otomotif di Tanah Air," kata Hamim.
"Dengan terlaksananya IPO ini, kami semakin yakin akan mampu memantapkan diri untuk terus berekspansi dan mendorong produksi. Kami akan terus menjaga amanah dan terus berusaha meningkatkan serta mengembangkan usaha kami," tambahnya.
Dalam momen ynag sama Direktur PT Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menyambut baik langkah perusahaan untuk melantai di BEI. Menurutnya, PT Cipta Perdana Lancar Tbk merupakan perusahaan ke 27 di tahun 2024, sekaligus menjadi perusahaan ke 929 yang tercatat di BEI.
"Dengan mencatatkan efeknya di bursa efek Indonesia, adalah sebagai tanda bahwa perusahaan sedang naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi. Tentunya pencapaian ini akan membuka peluang ynag besar bagi perusahaan dan sekaligus ada tanggung jawab yang menyertai," ujarnya.
Untuk diketahui, PT Cipta Perdana Lancar Tbk menargetkan pertumbuhan pendapatan 15-20 persen di 2024. Target itu sejalan dengan pertumbuhan bisnis perseroan yang diyakini terus membaik sepanjang tahun ini. Kinerja perseroan diyakini akan meningkat dengan adanya tambahan mesin operasional.
(Taufik Fajar)
