Kendati begitu, Mulyanto menyebut pernyataan Luhut perihal pembatasan BBM subsidi mulai berlaku pada 17 Agustus tahun ini tidak berdasar. Pasalnya, harga minyak dunia masih normal dari rata-rata harga minyak mentah Indonesia (IPC).
Diketahui, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak Agustus dipatok USD82,21 per barel, turun 41 sen, atau 0,5%. Harga minyak AS telah naik 14,7%.
Harga minyak Brent untuk kontrak September dipatok USD85,03 per barel, turun 37 sen, atau 0,43%. Dari awal tahun sampai saat ini harga minyak yang menjadi acuan global ini telah naik 10,4%.
Untuk nilai tukar, tercatat rupiah di pasar spot mampu mempertahankan penguatan hingga akhir perdagangan, Jumat (12/7/2024), rupiah spot ditutup di level Rp16.137 per dolar AS.
Hal ini membuat rupiah menguat 0,36% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp16.195 per dolar AS. Pergerakan rupiah berbanding terbalik dengan mayoritas mata uang di Asia.
“Hari ini saya cek harga minyak masih sekitar 82 dolar per barel, itu masih dalam batas ICP kita. Kedua dolar dari Rp18.840 turun terus, sekarang Rp16.100, jadi dalam konteks itu pernyataan pak Luhut tak punya dasar,” beber dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)