SUMBA - Bank Indonesia (BI) mencatat sejumlah tantanganan perekonomian di Nusa Tenggara Timur (NTT). Padahal, NTT memiliki banyak sumber daya yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Agus Sistyo Widjajati mengatakan, sektor pertanian di NTT belum maksimal. Sebab hasilnya beras sekitar 4 ton per hektare (Ha) dan jagung 3 ton per ha.
Di sisi lain ada juga masalah harga jual hasil pertanian di NTT. Di mana Kelompok Tani Jagung menyampaikan kekhawatiran terkait harga jual yang ternyata murah.
"Saya ketemu kelompok tani, dia cerita baru panen jagung dan ternyata harganya relatif tidak seperti yang diharapkan. Khawatir dengan harga jagung sehingga tidak bisa mengembalikan biaya masa tanam yang dilakukan. Ini masalah di NTT," ujarnya di Kambaniru Hotel, Sumba, NTT, Senin (22/7/2024).
Kemudian yang ironi lagi adalah jagung NTT bukan pilihan untuk dijadikan pakan ternak. Padahal nilai kebutuhan pakan ternak di NTT mencapai Rp1,2 triliun per tahun.
"Jagung di NTT cukup banyak dari sentra jagung, tapi kemungkinan pemanfaatan jagung untuk pakan ternak, karena kebutuhan pakan ternak Rp1,2 triliun per tahun. Disupport dari Jawa, Surabaya dan Sulawesi Selatan," ujarna.
Tidak jadi pilihan jagung NTT sebagai pakan ternak karena harganya lebih mahal dibanding jagung dari Jawa atau Surabaya. Oleh karena itu, peternak tidak menjadikan jagung NTT sebagai pilihan.
"Ternyata sekala bisnisnya beli pakan ternak di Jjawa lebih murah dibanding pakan ternak di NTT karena harga jual jagung di sini lebih mahal dibanding di luar. Ini ironis dan PR buat saya bagaimana mengoptimalkan jagung di NT,"ujarnya.
Kemudian masalah yang ada di NTT juga terkait sumber daya manusia (SDM). Bila dilihat dari jumlah tenaga kerja di NTT itu 80% merupakan lulusan SMA. Kemudian 50% lulusan SMP.
"Ini pengaruh dan usia senior lebih banyak karena yang muda rata-rata merantau," katanya.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) mulai memberikan beasiswa kepada putra dan putri di NTT.
"Tahun ini ada tiga yang diterima di universitas. Salah satunya dari Sumba, Universitas Kristen Wira Wacana. Di Flores ada dua di Maumere dan Labuan Bajo," ujarnya.
Adapun tantangan lainnya adalah pengelolaan keuangan masyarakat di NTT. BI kerap memberikan bantuan kepada petani sawit.