Namun setelah panen, para petani tidak dapat mengatur keuangannya dengan baik sehingga tidak bisa melakukan pertanaman selanjutnya.
"Itu budaya konsumsi pengelolaan keuangan sehingga arus dibantu. Jadi pertama jaring anak muda lewat beasiswa dan kedua kami dampingi kepada petani. Petani diajari kemudian diberikan untuk pengelolaan keuangan dan produktivitas pertanian," ujarnya.
Masalah terakhir di NTT adalah transportasi. Agus mengakui bahwa tiket pesawat ke NTT itu tinggi.
Bahkan, harga tiket seperti ke Sumba lebih mahal dibanding ke Jepang atau Hong Kong.
"ini tantangan buat kita semua bagaimana transportasi ini menjadi akses untuk menghubungkan antar pulau yang ada di NTT. Itu tantangan untuk NTT supaya bisa lebih maju," ujarnya.
(Feby Novalius)