Mahendra melihat ketidakpastian global masih terjadi seiring tensi perang dagang dan krisis geopolitik, termasuk stimulus fiskal dan moneter dari Bank Sentral Tiongkok, hingga flukutasi harga komoditas.
“Oleh karena itu, lembaga jasa keuangan agar tetap mencermati faktor-faktor risiko tersebut secara berkala,” paparnya.
(Feby Novalius)