Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Ibu-Ibu Kenang Tupperware yang Kini Bangkrut

Anindya Rasya Salsabila , Jurnalis-Sabtu, 21 September 2024 |07:47 WIB
Cerita Ibu-Ibu Kenang Tupperware yang Kini Bangkrut
Tupperware Bangkrut (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - CEO Tupperware buka suara mengenai merk Tupperware yang bangkrut. Tupperware resmi mengajukan kebangkrutan pada Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware, setelah mengalami penjualan yang terus anjlok.

Beberapa tahun terakhir, Tupperware berusaha menaikkan penjualan dengan memposisikan ulang dirinya. Target pasar-nya adalah khalayak yang lebih muda seperti millenial dan gen-z.

“Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan sangat terdampak oleh lingkungan ekonomi makro yang menantang," kata CEO Tupperware, Laurie Ann Goldman dikutip BBC Indonesia, Sabtu (21/9/2024).

Penjualan Tupperware mengalami kenaikan sesaat pada masa covid-19. Hal ini lantaran banyak yang melakukan kegiatan masak dan membutuhkan tempat penyimpanan makanan di rumah.

Tak bertahan lama, tahun lalu Tupperware memperingati para investornya bahwa ada “keraguan besar” untuk terus beroperasi jika mereka tidak bisa menggalang dana baru dengan cepat.

Upah karyawan dan biaya bahan pengiriman yang tinggi, serta biaya bahan baku yang meningkat membuat margin keuntungan perusahaan menurun pesat.

Setelah mengumumkan kebangkrutannya, harga saham Tupperware kembali turun lebih dari 50% pada pekan ini.

Tupperware yang telah bertahun-tahun menjadi merek favorit semula menjadi perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Di Indonesia, bisa dikatakan Tupperware memiliki tempat tersendiri di hati para ibu rumah tangga.

Yel Fitria, 42 tahun, sempat mengikuti arisan Tupperware pada periode 2013-2014 saat masih menjadi guru di sebuah sekolah swasta di Jakarta Timur.

Ada 10 guru di sekolah tersebut yang menjadi peserta arisan dan mesti membayar Rp100.000 per bulan. Alih-alih mendapat uang tunai, pemenang arisan bakal membawa pulang berbagai produk Tupperware dengan nilai total Rp1 juta.

“Jadi sebenarnya kita beli Tupperware dengan mencicil,” kata Fitria pada BBC News Indonesia. “Ini sebenarnya trik dagang.”

“Terserah kita mau pilih produk apa, pokoknya senilai Rp1 juta maksimal. Kalau kurang dari itu boleh.”

Saat menang arisan, Fitria memilih berbagai produk berbeda, termasuk empat piring, enam kotak camilan berbeda ukuran, satu tempat makan anak-anak, dua botol minum besar, dan dua botol minum anak-anak.

Padahal, sebelum mengikuti arisan itu, Fitria tidak pernah memakai Tupperware. Ia hanya tahu itu merek terkenal dan ada “prestise” tertentu bila memiliki produknya.

Masalahnya, ia tidak tahu harus membeli Tupperware di mana. Karena itu, saat ditawari ikut arisan Tupperware, ia tertarik ikut.

Setelah selesai arisan, Fitria pun ketagihan. Ia mulai rajin membeli produk Tupperware lainnya, entah di situs lokapasar daring ataupun pasar pagi.

Ia dan tetangga rumahnya yang sesama ibu-ibu bahkan jadi bersaing satu sama lain.

“Tetangga sudah punya yang ini. Aku belum punya. Besoknya beli,” kata Fitria sembari tertawa.

“Padahal, pas sudah punya, dipakai juga enggak. Jadi pajangan.”

Baca Selengkapnya: Resmi Bangkrut! Ibu-Ibu Kenang Tupperware, Suami Dimarahi karena Hilangkan Kotak Makan

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement