Selain itu, komitmen pemerintah terhadap tata kelola yang bersih dan efisien juga menjadi salah satu daya tarik utama bagi investor.
“Saya kira ini cukup bagus menunjukkan kepercayaan global terhadap ekonomi Indonesia. Tentunya pemerintah yang bersih mereka sangat menghargai itikad kita,” ungkap Presiden Prabowo.
Bukan hanya di Inggris, komitmen itu didapat dari lawatannya ke lima negara, meliputi China, Amerika Serikat (AS), Peru, dan Brasil.
Rinciannya, USD10 miliar dari China, USD7 miliar dari British Petroleum (BP), dan USD1,5 miliar dari CEO Forum.
Perusahaan ini mewakili para mitra kontrak kerja samanya, mengumumkan keputusan investasi akhir atas proyek Tangguh Ubadari, CCUS, dan Compression (UCC) senilai USD7 miliar.
Investasi berpotensi menghasilkan sekitar 3 triliun kaki kubik sumber daya gas tambahan di Indonesia untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi Asia yang terus meningkat. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Murray Auchincloss, chief executive officer BP, dalam acara yang dihadiri Prabowo Subianto, di London.
Sebelum kembali ke tanah air, Prabowo dan Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) melakukan pertemuan bilateral yang menjadi momentum untuk memperkuat hubungan kedua negara yang selama ini telah terjalin dengan baik.
MBZ menyampaikan apresiasi atas kunjungan Prabowo beserta delegasi ke UEA. Adapun MBZ menyoroti beberapa capaian konkret dari kerja sama UEA dan Indonesia, termasuk pertumbuhan perdagangan nonmigas yang mencapai 12 persen pada tahun lalu dengan nilai sekitar USD4,6 miliar.
MBZ optimis target perdagangan senilai USD10 miliar dapat terwujud melalui implementasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif dan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral.
Selain itu, UEA dan Indonesia juga telah menjalin kerja sama di berbagai sektor strategis seperti energi terbarukan, aksi iklim, kecerdasan buatan, pendidikan, dan keamanan pangan.
(Taufik Fajar)