Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Iklim Investasi RI Naik Turun, Ini Strategi BPI Danantara

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Minggu, 24 November 2024 |20:40 WIB
Iklim Investasi RI Naik Turun, Ini Strategi BPI Danantara
Investasi BP Danantara (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BP Danantara akan menyusun strategi untuk mengantisipasi gejolak ekonomi dan politik di level nasional hingga global. Pasalnya, dinamika itu berdampak langsung bagi iklim investasi di Tanah Air.

Kepala BP Danantara Muliaman Darmansyah Hadad mengatakan, naik turunnya investasi wajar terjadi, lantaran ada banyak faktor yang turut mempengaruhi. Misalnya, sentimen pasar dan psikologis investor, serta geopolitik yang marak terjadi di belahan negara lain akhir-akhir ini.

Menurutnya, di balik ancaman tersebut BP Danantara tetap fokus pada target utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan investasi di Tanah Air. Badan baru tersebut pun dibangun berlandaskan regulasi dan kerja sama yang solid dan sehat.

“Saya kira itu bagian dari keseharian kegiatan berinvestasi, kadang naik, kadang turun, itu biasa, yang penting bagaimana kita sandingkan ini dengan tujuan pembangunan pembangunan nasional,” ujar Muliaman kepada MNC Portal, Minggu (24/11/2025).

“Jadi target-target untuk menciptakan pertumbuhan tentu saja kita push lebih jauh, potensi naik turun itu selalu ada, tapi kemudian tentu saja kita perbuat ini dengan landasan government yang solid dan government yang sehat,” paparnya.

Muliaman menyebut, tujuan pemerintah mendirikan BP Danaantara untuk memasifkan investasi di Tanah Air. Oleh karena itu, lembaga ini didesain secara berbeda dengan badan investasi yang sudah ada saat ini.

“Sehingga dengan demikian akan menjadi pembeda nantinya antara apa yang selama ini berjalan dan nanti apa ke depan,” ucap dia.

“Biasa itu saya kira berinvestasi ada resiko, dan tentu saja payung ini (regulasi) agar tidak mengganggu, payung ini dengan hukum yang pas sehingga tidak mengganggu atau menghambat visi Danantara ke depan,” lanjut nya.

BP Danantara mencatat incremental capital output ratio (ICOR) atau perbandingan pertumbuhan ekonomi dengan investasi di Tanah Air harus ditingkatkan. Itu karena investasi menjadi instrumen utama dalam pertumbuhan makro ekonomi nasional.

Muliaman menjelaskan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di level 8 persen, Indonesia butuh nilai investasi sebesar Rp3.000 triliun.

Dengan mencaplok Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Indonesia Investment Authority (INA), dan special mission vehicles (SMV), dia memastikan pihaknya bisa mengkonsolidasikan investment management, investment banking, dan asset management.

Dalam skemanya, fungsi investment management akan dijalankan oleh Indonesia Investment Authority. Di mana, sayap investasi yang selama ini dikelola INA semakin diperluas dan dioptimalkan.

Lalu, investment banking oleh SMV dan dan himpunan bank milik negara (Himbara), terutama fokus pada pendanaan untuk proyek infrastruktur dan proyek lain yang bersifat jangka panjang

Sedangkan, asset management merupakan hasil konsolidasi seluruh aset-aset BUMN.

“Danantara bisa melakukan itu nanti, sehingga kebutuhan untuk membiayai proyek-proyek tertentu, tidak hanya hilirisasi ya, ada kegiatan-kegiatan yang lain tentu saja terbuka untuk penelitian danantara apa yang bisa dilakukan,” ungkapnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement