Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Viral No Buy Challenge di Tengah Ketidakpastian Ekonomi 2025

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 02 Januari 2025 |11:33 WIB
Viral No Buy Challenge di Tengah Ketidakpastian Ekonomi 2025
Viral No Buy Challenge (Foto: Okezone)
A
A
A


4. Tolak Melawan Konsumsi Berlebih

Kembali pada kampanye "No Buy Challenge 2025". Kampanye ini bukan hal baru. Di Instagram, penggunaan tagar #nobuychallenge setidaknya diketahui sudah digunakan pada 2015. Tantangan ini tidak bersifat menyebar, tapi digunakan untuk kepentingan pribadi seperti karena terlilit utang.

Kemudian, saat pandemi Covid-19 pada 2019–2023 tagar kampanye ini digunakan lebih besar oleh warganet di luar negeri. Tujuannya penghematan di tengah kelesuan ekonomi.
Warganet memperjualbelikan pakaian bekas dan produk perawatan kulit yang tidak terpakai atau masih tersisa.

Dengan komitmen tidak membeli barang-barang tertentu, satu akun bahkan mengeklaim dapat menghemat pengeluaran sebesar 45%. Dari aspek ekonomi, tantangan ini dinilai masih relevan oleh sebagian orang karena tahun ini masih ada risiko gejolak perekonomian—meskipun pemerintah mengubah target PPN 12% pada barang dan jasa mewah.

Menurut pendiri komunitas Lyfe With Less, Cynthia Suci Lestari, kampanye "No Buy Challenge" punya arti lebih luas dari sekadar hidup irit atau menahan seseorang membeli produk tertentu. "No buy challenge itu sangat solutif untuk orang-orang biar nggak konsumsi barang yang mungkin sudah dia punya di rumahnya… bisa mendorong orang-orang memaksimalkan apa yang sudah dimilikinya," kata Cynthia.

Lyfe With Less adalah komunitas yang diklaim memiliki 7.000 anggota di saluran Telegram. Mereka menganut gaya hidup minimalisme—cara hidup dengan lebih sedikit harta benda dan lebih berfokus pada hal-hal penting. "Kami percaya bahwa minimalis lekat dengan keikhlasan, begitu dekat dengan rasa syukur dan kebahagiaan," tulis komunitas ini.

Komunitas ini memiliki sejumlah kampanye seperti Belajar Jadi Minimalis, Saling Silang, Pakai Sampai Habis, Pakai Sampai Rusak, dan Bijak Berkonsumsi. "No Buy Challenge" yang viral menjadi roket baru bagi komunitas ini untuk menjalankan misi kampanye mereka. "Makanya kita happy banget ketika di akhir tahun ada no buy challenge. Jadi orang mau ikutan karena mungkin mereka juga sudah merasa kalau selama ini kejebak konsumsi," kata Cynthia.

5. Perbedaan dengan Frugal Living


Cynthia Lestari menjelaskan gaya hidup minimalis berfokus pada kebahagiaan dan keseimbangan hidup dengan mengurangi barang-barang yang tidak perlu. Fokusnya lebih kerahkan pada hal-hal penting.

Sementara itu, frugal living atau gaya hidup hemat berfokus pada penghematan uang serta persiapan keuangan untuk masa depan. Sejatinya, kedua gaya hidup ini memiliki tujuan yang sama, yaitu hidup sederhana dan bermakna.

"Orang yang frugal itu kan pokoknya bagaimana caranya biar pengeluaran sedikit, sedangkan orang yang minimalisme itu gimana caranya biar barangnya itu sedikit," kata Cynthia yang juga bekerja sebagai pembicara publik.

Sebelum gagasan minimalis dikenal luas di Indonesia, Dosen Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Karlina Supelli, pernah mengutarakan kegelisahan atas konsumerisme di Indonesia. Ia memperhatikan perilaku masyarakat mengalami "kegagapan." Dari salah satu siasat kebudayaan yang ia tawarkan adalah agar masyarakat "Melatih hasrat belanja: belanja karena perlu bukan karena mau".

"Konsumerisme tidak akan berubah kalau orang tidak menyadari belanja itu mestinya dilakukan karena perlu, bukan karena kita mau," katanya satu dekade lalu. Selain itu, ia juga menekankan istilah yang dikenal dalam filsafat kuno yaitu keutamaan atau virtue.

"Yang membuat seseorang memiliki keutamaan itu bukan karena dia kemudian dia lahir dengan keutamaan." "Tetapi dia membiasakan dirinya setiap hari untuk bertindak dengan keutamaan, dan itu menjadi kebiasaan."

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement