JAKARTA - Pengamat Penerbangan sekaligus Analis Independen Bisnis Penerbangan Nasional Gatot Rahardjo menilai penerapan tarif PPN 12% akan berdampak langsung pada harga tiket pesawat pada 2025.
Gatot menjelaskan, meski pesawat terbang masuk dalam golongan transportasi umum, namun disisi lain sektor transportasi udara juga masuk dalam kategori barang mewah. Hal ini membuat banyaknya komponen pajak yang dikenakan pada industri tersebut.
"Kalau itu tidak dianggap barang mewah (pesawat terbang), misalnya sama seperti transportasi darat dan laut, itu bisa murah (harga tiket), karena pajak-pajaknya, PPN tiket kan tidak ada, bahan bakar juga subsidi," ujarnya saat dihubungi MNC Portal, Jumat (3/12/2024).
Belum lagi, Gatot mengungkapkan saat ini industri penerbangan sendiri cukup kental dengan transaksi dengan negara asing. Bahkan seluruh transaksi yang dilakukan ternilai impor dan ekspor. Misalnya, untuk melakukan perawatan mesin pesawat yang harus dilakukan di luar negeri, maka pengirimannya dinilai ekspor. Ketika perbaikan telah rampung, maka barang yang masuk akan dinilai impor, meski barang yang sama.
"Di penerbangan itu banyak banget impor, dan impornya tuh bukan seperti kita impor barang itu. Kadang-kadang kan kita memperbaiki mesin gitu ya, kita kirim nya mungkin ke Malaysia, itu dinilai ekspor, terus begitu mesinnya balik lagi waktu Indonesia itu di hitung impor," tambahnya.