Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Periskop 2025: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2%, Tantangan di Depan Mata

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Selasa, 07 Januari 2025 |08:01 WIB
Periskop 2025: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2%, Tantangan di Depan Mata
Periskop 2025: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2%, Tantangan di Depan Mata (Foto: Okezone)
A
A
A

Selain pertumbuhan ekonomi, harga komoditas juga berdampak pada inflasi global yang turunnya sangat lambat. Tentunya, menurut Perry ini juga berdampak bagaimana Indonesia mengendalikan inflasi di dalam negeri yang berkaitan dengan harga minyak dan pangan.
Kemudian berkaitan dengan suku bunga AS atau Fed Fund Rate (FFR) yang diperkirakan BI baru akan turun pada akhir tahun ini sekitar 25 basis poin dan sekitar 50 basis poin pada semester I 2025.
"Dari kemungkinan FFR di tahun depan, itu masih berkisar 4,75% dan ini berdampak juga suku bunga yield pemerintah Amerika Serikat yang tinggi, dan itu akan berdampak kepada financing dari APBN kita," ungkap Perry.
Perry juga mengungkapkan nilai tukar dolar AS yang kuat dan masih berdampak kepada tekanan-tekanan dari nilai tukar dunia termasuk rupiah.
Terakhir, risiko global dan geopolitik yang tinggi berdampak pada arus modal yang terus masuk untuk stabilitas kita.
"Inilah lima hal yang berpengaruh pada Asumsi Makro yang kita sampaikan yaitu pertumbuhan (ekonomi), nilai tukar dan inflasi," pungkasnya.

4. Proyeksi lembaga internasional

International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 mencapai 5,1%. IMF menyatakan Indonesia berhasil melakukan transformasi ekonomi dengan luar biasa di dua dekade terakhir.
Sementara itu, lembaga keuangan internasional lainnya yakni World Bank memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 mencapai 5,1%. 
Proyeksi World Bank ini direvisi naik dari perkiraan yang rilis pada April lalu, lembaga internasional tersebut memberikan estimasi ekonomi Indonesia di angka 4,9% pada 2024 dan 5% pada 2025.
Di sisi lain, Bank multilateral Asian Development Bank (ADB) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5% pada 2024 dan 2025.

5. Optimisme kalangan pengusaha

Di tengah berbagai tantangan baik dari sisi global maupun domestik, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tetap optimistis Pemerintahan Prabowo-Gibran bersama dunia usaha dapat mengatasi berbagai tantangan dan menciptakan banyak peluang untuk mendorong pertumbuhan.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, salah satu hal yang paling penting untuk Indonesia saat ini adalah investasi. Menurutnya, untuk menghadirkan investasi ke Indonesia yang penting untuk digarisbawahi adalah mengenai kepastian hukum yang akan menjadi cikal bakal kebangkitan atau keberlanjutan dari investasi yang sangat dibutuhkan di Indonesia.
"Kami melihat investasi walaupun masih ada tantangan di sana-sini baik dari luar negeri dan dalam negeri, tetap mempunyai potensi yang luar biasa. Kemarin dalam waktu dua mingguan mendampingi lawatan (Presiden Prabowo Subianto) ke luar negeri, ke China, Amerika Serikat (AS), Peru, Brasil dan Inggris, Bapak Presiden memiliki kemampuan untuk meyakinkan investor dan berhasil mendapatkan komitmen investasi. Saya rasa ini suatu start yang bagus yang bisa membuat momentum yang baik ke depannya," ungkap Anin.
Menurutnya, program-program pemerintah untuk membantu masyarakat luas juga akan membuahkan hasil yang sangat baik dalam jangka menengah dan panjang ke depannya. Karena bisa dirasakan langsung ketika bicara mengenai isu kemiskinan dan juga kelaparan. Program-program seperti makanan bergizi gratis dan lumbung pangan, juga program pengampunan utang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) juga bisa membuat para pelaku UMKM beraktivitas kembali dalam dunia usaha.
Selain itu, lanjut Anin, program rumah murah akan berdampak sangat baik, demikian juga dengan investasi jangka panjang seperti di dalam pendidikan, kesehatan, dan juga infrasruktur digital yang tentu merupakan sektor yang prospektif untuk Indonesia bisa berkompetisi dan bisa membuat kesejahteraan lebih baik.
"Jadi singkatnya, kami melihat bahwa ke depannya competitiveness (daya saing) dari Indonesia ini sangat besar, memang saya tidak menutup mata banyak tantangan seperti yang tadi disebutkan isu yang lagi marak mengenai PPN 12%, daya beli masyarakat terutama kelas menengah, isu penggantian tenaga kerja dan lain-lain, tapi semua itu tentu di sinilah tugas Kadin ada dua, yang pertama bekerja dengan konstituen, yaitu Kadin Provinsi dan juga seluruh perusahaan, termasuk BUMN dan koperasi yang di bawah naungan Kadin untuk bisa mengarungi semua ini dengan baik. Dan kedua, Kadin menjadi mitra strategis pemerintah yang baik dalam program mendorong pertumbuhan ekonomi 8% dan menurunkan kemiskinan bahkan sampai 0%," paparnya.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement