JAKARTA - Mengenal Ir. Sutami sebagai sosok ‘Menteri Termiskin’ di Indonesia memberikan pandangan yang berbeda dari seorang pejabat negara. Ir. Sutami lahir di Surakarta pada 19 Oktober 1928, Ia dihormati bukan karena gaya hidup mewah, tetapi karena kejujuran dan kesederhanaannya yang luar biasa.
Saat menjabat sebagai menteri, usia Ir. Sutamin masih sangat muda, yaitu 36 tahun. Meski menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum selama 14 tahun, ia tetap menjalani hidup sederhana, bahkan di bawah enam kabinet yang berbeda dari era Soekarno hingga Soeharto.
Di bawah kepemimpinannya, berbagai proyek besar yang kini menjadi ikon nasional berhasil dilakukan. Sutami merupakan sosok di balik pembangunan Gedung DPR-MPR, Jembatan Semanggi, Jembatan Ampera, hingga Bandara Ngurah Rai. Proyek-proyek besar ini menjadi bukti dedikasi dan kerja kerasnya dalam membangun negeri.
Meskipun pernah menjabat sebagai menteri kepercayaan Soekarno dan Soeharto, Ir. Sutami dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana. Ia tidak pernah mau memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah secara berlebihan. Ia menolak hadiah mobil dari pemerintah dan lebih memilih berjalan kaki saat bertugas, bahkan bisa jalan kaki puluhan kilometer untuk menjangkau tempat-tempat terpencil tanpa kenal lelah.
Gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak orang kagum, bahkan banyak orang yang menjulukinya dengan ‘Menteri Termiskin’. Bahkan semua fasilitas yang diberikan dikembalikan pada saat dia lengser.
Sikapnya yang anti-korupsi membuat hidupnya jauh dari kata mewah. Bahkan pada saat masa jabatannya berakhir di tahun 1978, ia harus mencicil rumah di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, yang baru lunas ketika ia pensiun. Rumah tersebut sering bocor saat musim hujan.
Setelah selesai menjabat sebagai menteri, kondisi ekonomi Sutami tidak membaik. Ia pernah mengalami kesulitan finansial hingga tak mampu membayar tagihan listrik yang membuat PLN harus mencabut listrik di rumahnya yang berada di Solo, Jawa Tengah.
Bahkan ketika sakit menjelang akhir hidupnya, ia sempat menolak dirawat di rumah sakit karena khawatir tak sanggup membayar biaya pengobatan. Setelah pemerintah turun tangan, ia baru mau dirawat, namun semuanya sudah terlambat. Ir. Sutami wafat di jakarta pada 13 November 1980 di usia 52 tahun.
Ir. Sutami dikenal sebagai sosok yang jujur, bertanggung jawab, dan berdedikasi tinggi. Ia merupakan sosok di balik proyek besar. Sutami memberikan contoh teladan hidup sederhana dan pengabdian yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pejabat tidak perlu hidup mewah, cukup dengan mengabdi sepenuh hati untuk kepentingan rakyat.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)