JAKARTA - Terungkap bahwa Bulog tidak menyerap atau membeli gabah petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram (Kg). Di beberapa daerah terlihat bahwa harga gabah masih di bawah HPP.
Mengutip data yang diterima Okezone, Rabu (22/1/2025), harga gabah kering panen (GKP) masih di bawah Rp6.500 per kg di seluruh Indonesia. Di Aceh, harga gabah berkisar Rp5.800-Rp6.300 atau rata-rata Rp6.000 per kg. Kemudian di Bengkulu juga harganya Rp6.000, Jambi dikisaran Rp4.800 sampai Rp5.500 per kg.
Di Kecamatan Bunguran Tengah, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, harga gabah berkisar Rp5.000–6.000 per kilogram.
Di Jawa Barat seperti Tasikmalaya dan Kuningan, harga gabah sekira Rp5.700 sampai Rp6.400 atau rata-rata di Rp5.800 per kg. Jawa Tengah juga demikian masih di bawah HPP Rp6.500 atau sekira Rp6.000 per kg.
Sementara di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, harga gabah berada di rentang Rp5.800–6.300, dan di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, harganya hanya Rp5.000–5.800.
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat hingga Sulawesi Selatan juga harganya masih di bawah HPP. Rata-rata di Rp5.300 sampai Rp6.400 per kg.
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor mengungkapkan bahwa Bulog belum menjalankan fungsinya sebagai stabilisator. Padahal petani sudah mulai panen saat ini.
"Untuk padi petani itu jual gabah bukan beras. Mestinya pada saat panen yang ada sekarang Bulog sudah aktif menjaga HPP Gabah Kering Panen (GKP). Tapi kami melihatnya Bulog belum bekerja seperti arahan dan keinginan Menko Pangan dan Presiden," ujarnya kepada Okezone.com.
Dia mencontohkan adanya kejadian di Sumatera Selatan. Saat panen tiba GKP yang dihargai Rp5.500 dari semestinya Rp6.500 atau sesuai HPP yang baru diterapkan 15 Januari 2025.
"Ada juga di daerah lain Bulog malah nyerap beras bukan gabah," ujarnya.