JAKARTA - Manajemen emiten minuman Teguk, PT Platinum Wahab Indonesia Tbk (TGUK) buka suara soal penutupan 110 gerai dari sebelumnya 145 gerai saat penawaran perdana saham tanggal 10 Juli 2023. Kini gerai minuman Teguk yang sempat viral sisa 35 outlet.
Hal ini disampaikan manajemen emiten minuman Teguk, PT Platinum Wahab Indonesia Tbk (TGUK) saat menjawab pertanyaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Manajemen TGUK memberikan 3 alasan mengapa menutup 110 gerai dan kini hanya sisa 35 gerai.
Alasan pertama, kondisi market, di mana dinamika pasar menekan kelompok menengah ke bawah yang merupakan target market TGUK. Alasan kedua daya beli masyarakat sangat rendah, penurunan ini sudah dirasakan di kuartal I, II dan III dan customer sekarang merasakan membeli on line menjadi lebih mahal serta alasan ketiga, sales gerai yang tidak dapat menutupi biaya operasional perusahaan. Demikian dilansir dari keterbukaan informasi BEI, Jakarta, Senin (10/2/2025).
Sementara, untuk aset yang peralatan gerai yang ditutup ada yang digunakan di gerai perseroan yang masih buka, ditaruh di gudang perseroan dan sebagian di jual kepada pihak ketiga.
Di sisi lain, manajemen TGUK membenarkan bahwa kini perusahaan hanya memiliki 4 karyawan tetap yaitu Supply Chain Manager, IT Manager, F&B Manager dan Ass Manager Bussines Development. Sementara selebihnya karyawan kontrak.
"Jumlah tenaga outsourcing per 30 September 2024 adalah 67 karyawan, jumlah tenaga outsourcing 31 Desember 2024 adalah 483," kata perusahaan.
Sekadar informasi, TGUK rugi Rp20,1 miliar per September 2024. Pendapatan sebesar Rp69 miliar atau mengalami penurunan 30% atau Rp30 miliar dibandingkan periode sebelumnya. Padahal, saat IPO, perusahaan mendapatkan dana segar Rp117 miliar dan laba Rp5,79 miliar.
(Dani Jumadil Akhir)