Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RRI Dikabarkan PHK Karyawan Buntut Efisiensi Anggaran, Ini Curhatan sang Penyiar

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Senin, 10 Februari 2025 |09:51 WIB
RRI Dikabarkan PHK Karyawan Buntut Efisiensi Anggaran, Ini Curhatan sang Penyiar
RRI Dikabarkan PHK Karyawan Buntut Efisiensi Anggaran, Ini Curhatan sang Penyiar (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Radio Republik Indonesia (RRI) dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah pegawai. PHK dilakukan imbas efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Efisiensi anggaran dilakukan untuk memuluskan sejumlah program Prabowo Subianto salah satunya Makan Bergizi Gratis. Efisiensi anggaran dilakukan dengan memangkas alokasi anggaran di sejumlah Kementerian dan Lembaga.

Okezone sudah menghubungi Anggota Dewan Pengawas LPP RRI M Kusnaeni tapi belum dijawab hingga berita ini diturunkan. Namun, sumber Okezone menyebutkan bahwa kebijakan PHK di RRI benar adanya.

1. Curhatan Penyiar RRI

Kabar PHK ini dibenarkan oleh salah satu penyiar RRI Pro 2 Ternate dengan akun TikTok Aiinizzaa. Dia menyebut ada ratusan pegawai yang harus mengalami PHK imbas efisiensi anggaran.
"Untuk bapak Presiden, apa yang terjadi kepada kami beberapa hari belakangan ini sangat berat, ada ratusan pegawai di luar sana termasuk saya dan juga teman-teman saya harus merakan sesuatu yang tidak kami pikirkan ini akan terjadi kepada kami," kata dia dalam video yang dibagikan di akun TikToknya, Senin (10/2/2025).
Baginya yang sudah bekerja selama 11 tahun, keputusan perusahaan untuk melakukan PHK menjadi pukulan yang besar. Dia mengaku mengetahui jika efiensi anggaran ini untuk memuluskan program MBG. Namun, sangat disayangkan jika efisiensi ini justru berakibat PHK bagi sejumlah karyawan.
"Ketika pagi hari bapak berhasil memberikan makanan gratis dan bergizi untuk anak tapi ketika mereka pulang ke rumah mereka dapati orang tua mereka tidak bisa memberikan makan siang dan makan malam yang layak karena di PHK, harus dirumahkan karena efisiensi yang telah bapak lakukan," ucapnya.

2. Sejumlah Instansi Lakukan Penghematan

Sebelumnya, salah satu instansi di Jakarta Pusat mengumpulkan PNS di ruangan-ruangan besar yang biasa dipakai untuk rapat, sementara sebagian lain diarahkan ke area semi-outdoor. Menurut Ina, yang meminta nama lengkapnya tidak disebutkan, ruang-ruang itu telah diubah dadakan jadi ruang kerja bersama untuk PNS eselon 3 ke bawah, yang diminta bekerja dari rumah dua hari dalam seminggu secara bergantian agar ruang-ruang yang ada muat menampung mereka.
Di ruang rapat, meja-meja berjejer rapi. Tak lupa, colokan dipasang di sana-sini agar memudahkan mereka mengisi daya laptop atau ponsel saat bekerja.
AC sentral gedung kantor sengaja dimatikan. Hanya AC split di ruang kerja bersama yang boleh menyala, itu pun dengan setelan suhu tak boleh lebih rendah dari 24 derajat Celsius.

 


Sebelum mulai bekerja, seluruh PNS dikumpulkan secara daring untuk mendengar arahan pimpinan instansi.
Saat itu, kata Ina, pimpinan meminta para pegawai memahami kondisi yang ada dan tetap bekerja maksimal.
"Anggap saja ini salah satu wujud bela negara, wujud nasionalisme, katanya dilansir dari BBC, Sabtu (8/2/2025).
Tak lama setelah pertemuan daring usai, salah satu atasan Ina datang ke ruang kerja bersama. Melihat lampu ruangan menyala, si atasan bilang: "Dimatiin aja."
"Ini kan terang dari cahaya matahari."
Benar saja. Lampu-lampu dimatikan, sehingga Ina mesti bekerja dari pagi hingga sore dengan hanya mengandalkan cahaya matahari dari jendela.

3. Efisiensi Besar-besaran

Instansi Ina melakukan simulasi penghematan mulai Senin, 3 Februari, untuk mencari tahu sebesar apa pemangkasan yang bisa dilakukan di berbagai pos belanja, sebelum menyampaikan rencana efisiensi yang telah disetujui DPR ke Menteri Keuangan Sri Mulyani paling lambat 14 Februari.
Karena itu, Ina dan kawan-kawan mesti bekerja di ruang rapat dengan hanya bermodal cahaya matahari dari jendela, dengan setelan suhu AC tak boleh kurang dari 24 derajat Celsius.
Masalahnya, besaran efisiensi instansi Ina yang ditargetkan Sri Mulyani mencapai lebih dari 30% dari total alokasi belanja awal. Sebagai perbandingan, di tahun pertama pandemi Covid-19 pada 2020 silam, pengalihan anggaran yang dilakukan hanya sekitar 6-7%.
Setelah simulasi berjalan beberapa hari, Ina mendapat informasi bahwa kantornya masih harus menghemat beberapa miliar rupiah lagi demi mengejar target efisiensi.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement