Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Luhut Sebut Bansos Rp500 Triliun Salah Sasaran, Begini Kata Mensos

Binti Mufarida , Jurnalis-Rabu, 12 Februari 2025 |09:39 WIB
Luhut Sebut Bansos Rp500 Triliun Salah Sasaran, Begini Kata Mensos
Luhut Sebut Bansos Rp500 Triliun Salah Sasaran, Begini Kata Mensos (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Luhut Binsar Pandjaitan menyebut penyaluran bansos Rp500 triliun selama ini salah sasaran. Menjawab kritik tersebut, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memastikan program perlindungan sosial akan semakin efektif dengan penggunaan Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang sudah mencapai tahap finalisasi. Dengan basis data ini, bantuan sosial akan tepat sasaran. 
Penggunaan data tunggal ini, menurut Gus Ipul merupakan instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto untuk mengeliminir potensi kesalahan dalam penyaluran Bansos, sebagaimana disinyalir sejumlah pihak.
“Pak Prabowo sejak awal mengajak kita kerja dengan data yang akurat. Apa yang dikerjakan selama tiga bulan terakhir ini adalah dalam usaha untuk memperoleh data yang lebih akurat. Masukan-masukan yang baik akan terus kita jadikan bahan evaluasi penyaluran ke depan. Kita sepakat dengan BPS tiap 3 bulan kita lakukan pemutakhiran,” ujar Gus Ipul dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/2/2025).

1. Pakai Data Baru

Dengan data baru yang lebih akurat maka potensi bansos salah sasaran bisa diminimalisir. Pemberian bansos diyakini akan lebih akurat.
Kementerian Sosial sendiri tiap tahun menyalurkan bansos sekitar Rp75 triliun. Angka inipun berupa cash transfer sehingga langsung ke penerima manfaat. Di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). “Cash transfer kita Rp75 triliun per tahun langsung ke bank Himbara dan PT Pos,” kata dia.

2. Penyaluran Bansos

Ihwal penyaluran Bansos dianggap kurang efektif, Gus Ipul menegaskan hal itulah yang menjadi dasar Presiden Prabowo memberikan instruksi agar program Bansos serta subsidi berbasiskan pada data yang akurat dan valid, yaitu DTSEN. Sebab, selama ini banyak lembaga yang berkaitan dengan program perlindungan sosial memiliki data sendiri-sendiri.
“Mudah-mudahan dengan data yang baru ini, bansos salah sasaran bisa diminimalisir dan kelak tidak akan terjadi lagi,” tegas Gus Ipul.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement