Di sepanjang tahun fiskal 2024, Akulaku Finance mencatat total pembiayaan baru sebesar Rp6 triliun, dengan Rp3,9 triliun tersalur pada paruh kedua tahun fiskal tersebut. Sementara itu, rasio Non-Performing Financing (NPF) Net tetap terkendali di level 1,1%, menunjukkan kualitas penyaluran pembiayaan yang sehat dan manajemen risiko yang solid.
Normalisasi status pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2024 turut menjadi momentum penting bagi Akulaku Finance. Perry menyebutkan bahwa hal ini mencerminkan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi serta tata kelola yang semakin baik.
Untuk tahun 2025, selain ekspansi layanan BNPL, Akulaku Finance akan mengembangkan kemitraan bisnis dan memperkuat inovasi teknologi. Direktur Keuangan Akulaku Finance, Aan Setiawandi, menegaskan bahwa strategi pendanaan menjadi fokus utama untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis perusahaan.
"Kami masih mengeksplorasi berbagai opsi pendanaan, termasuk kemungkinan masuk ke pasar modal agar dapat memperoleh biaya pendanaan yang lebih efisien," jelas Aan.
Selain itu, berdasarkan data OJK per Februari 2025, sektor BNPL di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Per Januari 2025, baki debet kredit BNPL mengalami peningkatan sebesar 46,45% secara year on year (YoY), mencapai Rp22,57 triliun, dengan jumlah rekening tercatat sebanyak 24,44 juta
(Taufik Fajar)