Banyak orang tidak sadar bahwa keputusan belanja mereka dipengaruhi oleh emosi, bukan kebutuhan. Saat Ramadhan, promosi dan diskon besar sering membuat orang tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
Tanpa perencanaan yang matang, pengeluaran bisa membengkak dan membuat anggaran menjadi kacau. Padahal, belanja yang tidak terkendali hanya akan membawa penyesalan di kemudian hari.
Salah satu cara menghindari belanja emosional adalah dengan membuat daftar kebutuhan sebelum berbelanja. Dengan begitu, keputusan membeli lebih rasional dan tidak sekadar didorong oleh keinginan sesaat.
Selain itu, membatasi frekuensi berbelanja dan menunda pembelian bisa membantu mengontrol dorongan impulsif. Kebiasaan ini akan menjaga keuangan tetap aman selama Ramadhan tanpa rasa bersalah.
Di bulan Ramadhan, berbagi bukan sekadar kewajiban, tetapi juga investasi dalam kebaikan. Sayangnya, masih banyak yang menganggap berbagi sebagai pengeluaran tambahan yang justru membebani keuangan.
Padahal, berbagi dalam bentuk zakat, sedekah, atau donasi bisa membawa manfaat jangka panjang. Seperti halnya mengelola keuangan untuk keuntungan di masa depan, berbagi juga memperluas berkah rezeki yang dimiliki.
Dengan menerapkan mindset ini, diharapkan pengeluaran selama Ramadhan bisa lebih terarah dan bermanfaat.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)