Menurut Hendra Sia, secara umum potensi pertanian dan perikanan didukung dengan kondisi geografis berupa dataran rendah yang dikelilingi oleh sungai-sungai besar seperti Sungai Mentaya. Adapun nilai ekonomi produksi ikan bisa ditingkatkan dengan mendorong nilai tambah.
“Salah satu caranya ialah hilirisasi dengan menggerakkan UMKM dari tingkat rumah tangga. Konkretnya, keluarga-keluarga di sektor perikanan membuat produk olahan dari ikan seperti sambal ikan, kerupuk ikan, stik, hingga bakso ikan,” ujar Hendra yang sehari-hari merupakan anggota Komisi 2 DPRD Kotawaringin Timur bidang perekonomian.
Untuk diketahui, beragam jenis ikan laut yang ditangkap nelayan Kotawaringin Timur yaitu selar, kembung, tenggiri, tongkol, manyung, bawal hitam, bawal putih, talang-talang, kakap putih, dan belanak. Berikutnya udang dogol, udang putih, udang windu, rajungan, cumi-cumi, kakap merah, dan lain-lain.
Alumni Universitas PGRI Palangkaraya ini juga mendorong UMKM untuk menyematkan nilai-nilai lokal dalam produk olahan ikan. Pencantuman kata-kata “khas Sampit”, “asli Teluk Sampit”, “selera khas Kotawaringin” menjadi contoh pelabelan produk untuk memikat konsumen.
“Saya yakin dengan sinergi, kolaborasi dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, inovasi-inovasi sektor perikanan laut dan darat ini dapat berkembang. Tujuannya, kita memaksimalkan potensi daerah untuk kesejahteraan masyarakat,” urai dia yang beberapa waktu lalu mengunjungi lokasi budidaya ikan di Desa Tumbang Puan Kecamatan Telaga Antang, Kotawaringin Timur.
Hendra yang juga merupakan Ketua DPC Partai Perindo Kecamatan Parenggean ini mengungkapkan, pemerintah daerah juga perlu didorong turut mempromosikan produk olahan ikan dari UMKM dalam kegiatan-kegiatan seremonial, pameran rutin, dan turut menyerap produk dalam menu-menu kuliner yang disajikan di lingkup pemkab.
Begitu pula teknologi internet bisa memacu pemasaran melalui e-commerce dan sosial media. “Edukasi berupa pelatihan produksi, pengemasan dan marketing bisa menjadi agenda dinas-dinas terkait untuk diberikan kepada UMKM pengolah hasil ikan,” ujar Hendra yang lahir di Sampit 45 tahun lalu ini.
Dari sisi hulu, dia mengapresiasi pemerintah kabupaten jika membangun atau menambah SPBU Nelayan untuk memudahkan tersedianya bahan bakar minyak. Serta, membangun pabrik es balok sehingga bisa memenuhi kebutuhan pengawetan ikan hasil tangkapan sebagai upaya memacu pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah.
(Taufik Fajar)