Kemudian, dari sisi kepabeanan dan cukai tahun 2024 terealisasi Rp300,2 triliun atau 101,3 persen dari target, tumbuh 4,9 persen yoy. Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai dipengaruhi oleh kinerja ekspor-impor dan terjadinya fenomena down trading.
“Kalau kita lihat bea dan cukai itu Rp300 triliun, ini tumbuhnya 4,9 persen karena aktivitas ekspor dan impor. Namun juga ada tekanan dari sisi turunnya tarif efektif Bea Masuk karena FTA dan juga karena sisi positifnya ada relaksasi dari ekspor mineral dan juga peningkatan harga CPO," kata Wamenkeu.
Ia menambahkan, di Semester 2 kita lihat bahwa dampak dari kenaikan CPO pada Bea Keluar cukup signifikan. Kinerja cukai tumbuh 2 persen karena ada beberapa policy-policy di beberapa jenis rokok maupun di beberapa layer dan terjadi down trading.
Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2024 mencapai Rp579,5 triliun atau 117 persen dari target, ditopang kinerja BUMN, inovasi layanan, dan peningkatan kinerja BLU yang semakin baik.
“Untuk kinerja pendapatan 2024 ini kita harapkan akan menjadi suatu based line yang akan kita upayakan akan peningkatan tahun 2025,” ucap Wamenkeu Anggito.
(Agustina Wulandari )