“Perkiraan kami untuk pertumbuhan PDB setahun penuh akan melambat menjadi 4,7% pada 2025, dari 5% pada 2024,” kata Brian dalam riset Indonesia Economics.
Apabila kesepakatan dagang Indonesia–AS gagal dicapai, kata Brian, maka tarif efektif diperkirakan meningkat menjadi 31,7% pada Juli mendatang. Hal ini berpotensi menekan kinerja ekspor dan neraca perdagangan nasional.
Sementara itu, kinerja APBN pemerintah juga belum menjanjikan sebagai pendorong pertumbuhan. Pemerintah mencatat defisit anggaran sebesar 0,4% dari PDB pada kuartal I, dengan kontraksi penerimaan negara hingga 17% secara tahunan.
Maybank memperkirakan defisit akan melebar hingga 2,9% pada akhir tahun ini.
“Penurunan pendapatan APBN di tengah perlambatan ekonomi kemungkinan akan membatasi pengeluaran,” kata Brian.
(Feby Novalius)