JAKARTA - Pemerintah Indonesia resmi menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura. Keputusan itu diumumkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang menilai kebijakan impor BBM dari negara yang tidak memiliki sumber minyak mentah sebagai langkah strategis yang tidak masuk akal dan memalukan.
"Bayangkan bapak ibu semua, ini secara geostrategis, secara ESDM, minyak kita, BBM kita, kita impor dari mana? 54% impor BBM itu dari Singapura. Negara yang tidak punya minyak, tapi kita beli dari sana," kata Bahlil di Jakarta Barat.
Berikut fakta-fakta Indonesia stop impor BBM dari Sinagpura, Senin (12/5/2025).
Ternyata, kata dia, harga yang dijual oleh Singapura kepada Indonesia sama dengan harga yang dijual oleh Middle East (Timur Tengah). Bahlil mengaku bingung, mengapa justru Indonesia memilih impor ke Singapura.
"Saya katakan ini kan sebuah strategi yang memalukan. Saya langsung memutuskan, 6 bulan ke depan, enggak boleh lagi kita impor minyak dari Singapura, kita impor aja dari Middle East, saya bilang," ujar Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
"Jauh lebih bermartabat kita dapat minyak dari Middle East karena dia adalah negara penghasil minyak, daripada kita impor minyak dari negara yang enggak pernah melahirkan minyak. Ini otak kita ini kan sebenarnya enggak tahu ya, kita sekolahnya enggak tamat atau gimana, bingung juga saya," sambung Bahlil.
Pemerintah juga sedang mempersiapkan pembangunan fasilitas penyimpanan cadangan minyak strategis di pulau terdekat dari Singapura untuk mengamankan pasokan energi nasional.
Hal ini sejalan dengan rencana meningkatkan ketahanan energi Indonesia secara keseluruhan.
Ke depan, Indonesia juga menargetkan untuk meningkatkan produksi minyak nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Presiden terpilih Prabowo Subianto bahkan menargetkan lifting minyak nasional mencapai 1 juta barel per hari guna mencapai kemandirian energi.
(Taufik Fajar)