Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perusahaan Market Leader AMDK Dinilai Tidak Etis Gandeng Organisasi Keagamaan untuk Hindari Boikot

Agustina Wulandari , Jurnalis-Selasa, 13 Mei 2025 |11:02 WIB
Perusahaan Market Leader AMDK Dinilai Tidak Etis Gandeng Organisasi Keagamaan untuk Hindari Boikot
Perusahaan Market Leader AMDK Dinilai Tidak Etis Gandeng Organisasi Keagamaan. (Foto: dok freepik)
A
A
A

JAKARTA – Salah satu perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) multinasional di Indonesia mengambil langkah strategis dengan menggandeng tokoh-tokoh keagamaan dari Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta guna merespons situasi yang belakangan berkembang terkait ajakan boikot terhadap sejumlah produk global. 

Upaya ini dilakukan untuk menyampaikan klarifikasi dan meluruskan informasi yang beredar di masyarakat. Apalagi publik menilai bahwa pendekatan tersebut mencampuradukkan bisnis dan otoritas keagamaan demi kepentingan perusahaan.  

Dalam forum Bahtsul Masail NU, disimpulkan bahwa tidak terdapat keterkaitan langsung maupun tidak langsung antara market leader AMDK tersebut dengan Israel. Penjelasan yang disampaikan meliputi ketiadaan aktivitas ekspor-impor perusahaan dengan Israel, fakta bahwa operasionalnya melibatkan lebih dari 11.000 tenaga kerja Indonesia, serta kontribusi nyata dalam aksi kemanusiaan bagi warga Palestina.

Meski demikian, langkah ini tetap menimbulkan perdebatan di kalangan publik. Beberapa pihak mengkritisi pendekatan yang dinilai mencampuradukkan antara kepentingan bisnis dengan institusi keagamaan. Seorang aktivis media sosial menganggap pendekatan tersebut tidak perlu dan menyarankan agar masyarakat lebih mendukung produk lokal lainnya.

Kritik juga datang dari kalangan muda NU yang menilai bahwa forum tersebut semestinya digunakan untuk membahas isu keumatan secara menyeluruh, bukan sebagai respons terhadap tekanan opini publik atau kampanye tertentu.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement