Sedangkan rasio utang terhadap modal (gearing ratio) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,23 kali pada April 2025, menurun dibanding tingkat gearing ratio pada Maret 2025 yang tercatat 2,26 kali. Angka tersebut masih berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali.
Pada industri fintech peer-to-peer lending (fintech lending) atau pinjaman online (pinjol) atau Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) Agusman mengatakan bahwa outstanding pembiayaan pada April 2025 tumbuh 29,01 persen yoy menjadi Rp80,94 triliun.
Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pembiayaan pada Maret 2025 yang tercatat sebesar 28,72 persen yoy.
“Tingkat risiko kredit macet secara agregat, atau TWP90, berada di posisi 2,93 persen, (lebih tinggi dibandingkan) di Maret yang lalu yakni 2,77 persen,” kata Agusman dilansir Antara.
Sementara pada industri modal ventura, ia menuturkan bahwa pembiayaan tumbuh 1,04 persen yoy pada April 2025 menjadi Rp16,49 triliun. Hal tersebut menandai pertumbuhan pembiayaan modal ventura secara tahunan kembali bergerak positif setelah sebelumnya terkontraksi sebesar 0,34 persen yoy pada Maret 2025.