Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari hingga April 2025 mencatatkan surplus sebesar USD 11,07 miliar. Pudji menjelaskan bahwa surplus ini masih didorong oleh komoditas nonmigas. "Surplus sepanjang Januari hingga April ini lebih ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD 17,26 miliar," ujarnya.
Di sisi lain, komoditas migas selama empat bulan pertama tahun ini masih menyumbang defisit sebesar USD 6,19 miliar. Hal ini menunjukkan tantangan struktural pada sektor energi Indonesia yang masih mengandalkan impor minyak mentah.
Berdasarkan negara mitra dagang, Indonesia mencatat surplus terbesar dengan Amerika Serikat sebesar USD 5,44 miliar, disusul India USD 3,98 miliar, dan Filipina USD 2,92 miliar. Negara-negara ini menjadi pasar utama produk ekspor Indonesia.
Sebaliknya, Indonesia mengalami defisit neraca dagang dengan Tiongkok sebesar USD 6,28 miliar, Singapura USD 2,41 miliar, dan Australia USD 1,75 miliar. Ketergantungan pada impor dari negara-negara ini masih menjadi tantangan dalam menjaga keseimbangan perdagangan.
Baca selengkapnya: Neraca Dagang Surplus 60 Bulan Berturut-turut, April 2025 Catat USD0,16 Miliar
(Taufik Fajar)