Khususnya bagi Indonesia, kerja sama ini memberikan manfaat investasi strategis, antara lain: pengembangan sumber daya manusia terkait Pembangunan PLTS di Indonesia implementasi percepatan konstruksi pabrik panel surya hingga 1 megawatt peak (MWp) per hari mendukung pencapaian target pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60 persen pada tahun 2034 sebagaimana tertuang dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) meningkatnya penyerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) meningkatkan citra dan daya saing Indonesia sebagai salah satu pemimpin transisi energi bersih di Asia Tenggara; dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon.
Grup Citicore saat ini mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 287 megawatt (MW).
Dia memiliki target untuk mencapai 5 GW dalam 5 tahun, dengan di mana 1 GW akan tercapai tahun ini. Selain itu, portfolio CREC meliputi proyek pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dengan total kapasitas mencapai 803 MW. Empat dari proyek ini, mencapai 543 MW, berada di tahap pengembangan.
Pada kesempatan yang sama kedua entitas juga menandatangani framework agreement atau perjanjian kerangka kerja untuk investasi energi terbarukan di Indonesia dan pengembangan kredit karbon dari proyek-proyek energi terbarukan.
Melalui kerja sama ini keduanya sepakat melakukan penjajakan potensi pengembangan PLTS dan PLTB di Indonesia serta pengembangan dan perdagangan kredit karbon.
Pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada energi nasional.
Sebagai pengelola aset strategis negara, Danantara Indonesia mendukung langkah Pertamina, sebagai bagian dari mandat investasinya untuk mendorong transisi energi dan pembangunan berkelanjutan.
Dukungan ini merupakan bentuk pelaksanaan peran Danantara Indonesia dalam mengarahkan investasi nasional ke sektor-sektor prioritas, termasuk energi hijau.
(Taufik Fajar)