Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Siap Olah 24.112 Ton Uranium Jadi Nuklir

Zefanya Hillary Siwalette , Jurnalis-Sabtu, 21 Juni 2025 |06:06 WIB
RI Siap Olah 24.112 Ton Uranium Jadi Nuklir
Harta Karun Uranium di RI (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Pemerintah memasukkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034. Salah satu bahan baku pentingnya ternyata sudah lama ‘bersembunyi’ di Kalimantan Barat. Ini menunjukkan Indonesia yang serius menatap era energi bersih. 

Kalimantan Barat disusun sebagai wilayah yang memiliki sumber daya energi yang luar biasa berdasarkan RUPTL yang dikutip Okezone, Jakarta, Kamis (19/06/2025). Sumber daya ini mulai dari tenaga air, biomassa, biogas, batubara, dan uranium/thorium. Sebagian dari sumber daya dapat dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik di Kalimantan Barat

1. Uranium di Kabupaten Melawi 

Salah satu cadangan paling menggiurkan adalah uranium di Kabupaten Melawi, dengan estimasi mencapai 24.112 ton. Temuan ini tercatat dalam Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi di Kalimantan Barat. Namun, pemanfaatannya sebagai energi primer PLTN masih menunggu restu pemerintah serta hasil studi kelayakan yang komprehensif.

Potensi energi nuklir dari uranium dapat digunakan sebagai energi primer PLTN. Jumlah uranium di kabupaten Melawi estimasi telah mencapai 24.112 ton. Temuan ini tercatat dalam Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi di Kalimantan Barat. Namun, pemanfaatan sebagai energi primer PTLN masih menunggu izin pemerintah dan studi kelayakan yang mendalam.   

 


2.  Program Accelerated Renewable Energy Development (ARED) 

Program ini dicetus oleh PLN yang menyatakan komitmen mereka untuk melakukan pengembangan terhadap energi bersih. PLN perlu memanfaatkan potensi lokal secara optimal. Potensi energi lain di Kalimantan Barat juga akan dikaji untuk mendukung pasokan listrik secara berkelanjutan, tidak hanya uranium. 

Namun, pembangunan PLTN bukan persoalan sederhana. RUPTL menegaskan proyek ini harus memenuhi berbagai syarat ketat. Syarat-syarat yang diperlukan, antara lain:
•    Jaminan pasokan bahan bakar
•    Pengelolaan limbah radioaktif
•    Keamanan tingkat tinggi
•    Kepatuhan terhadap regulasi nasional dan standar dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA)

3.  Target Ambisius, PLTN Mulai Masuk Hitungan

Pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit hingga 69,5 gigawatt (GW) sepanjang periode  RUPTL (2025-2034). Dari jumlah itu, energi baru dan terbarukan (EBT) akan mendominasi dengan porsi 42,6 GW. Rinciannya:
•    17,1 GW tenaga surya
•    11,7 GW tenaga air
•    7,2 GW tenaga angin
•    5,2 GW panas bumi
•    0,9 GW bioenergi
•    0,5 GW tenaga nuklir

Sementara itu, energi penyimpanan seperti baterai dan PLTA pumped storage akan menyumbang 10,3 GW.Sisanya terdapat 16,6 GW yang masih berasal dari energi fosil, yaitu gas dan batu bara. Menariknya, nuklir akan mulai diuji coba secara nyata dengan rencana pembangunan dua unit reaktor modular kecil (Small Modular Reactor/SMR). Masing-masing berkapasitas 250 megawatt (MW) yang akan dibangun di Sumatera dan Kalimantan.

Baca selengkapnya: RI Punya Harta Karun Uranium 24.112 Ton di Kalimantan, Bahan Baku Nuklir yang Tersembunyi

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement