Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Deretan Merek Beras Premium Masuk Daftar Dugaan Oplosan Mejeng di Ritel Modern

Tangguh Yudha , Jurnalis-Rabu, 16 Juli 2025 |19:58 WIB
Deretan Merek Beras Premium Masuk Daftar Dugaan Oplosan Mejeng di Ritel Modern
Deretan Merek Beras Premium Masuk Daftar Dugaan Oplosan Mejeng di Ritel Modern (Foto: Okezone)
A
A
A


Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan adanya praktik pengoplosan beras premium dengan kualitas rendah. Praktik curang ini sangat merugikan masyarakat sekaligus mencoreng tata niaga pangan nasional. Hasil investigasi Kementan bersama tim pengawasan pangan di sejumlah wilayah menemukan beras bermerek yang dijual dengan harga premium, namun isinya ternyata campuran dengan beras medium atau tidak sesuai standar mutu beras premium. Kasus ini menjadi sorotan karena sangat merugikan konsumen dan petani.

“Kami akan menindak tegas praktik seperti ini. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap petani, konsumen, dan juga semangat swasembada pangan,” tegas Mentan, Senin (14/7/2025).

Sesuai standar mutu beras yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 6128:2020, beras premium memiliki kadar air maksimal 14%, butir kepala minimal 85%, dan butir patah maksimal 14,5%. Tak hanya di SNI, peraturan mutu beras juga diperkuat oleh Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2023 tentang Persyaratan Mutu dan Label Beras, serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/PERMENTAN/PP.130/8/2017 tentang Kelas Mutu Beras.

“Sangat kami sayangkan, sejumlah perusahaan besar justru terindikasi tidak mematuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Masyarakat membeli beras premium dengan harapan kualitasnya sesuai standar, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kalau diibaratkan, ini seperti membeli emas 24 karat namun yang diterima ternyata hanya emas 18 karat,” ujar Mentan Amran.

Menurutnya praktik curang tersebut telah merugikan masyarakat hingga Rp99 triliun per tahun. Mentan Amran menjelaskan bahwa semula menemukan adanya anomali, di mana harga beras terus naik padahal stok beras melimpah. Pihaknya kemudian melakukan pengujian terhadap 268 sampel beras yang tersebar di 10 provinsi produsen beras terbesar di seluruh Indonesia.

Dari pengujian ditemukan sebagian besar merek tak sesuai dengan mutu, harga dan takaran. "Kita estimasi potensi kerugian, kerugian masyarakat yaitu Rp99 triliun, hampir Rp100 triliun. Itu kalau 1 tahun. Kalau terjadi 2 tahun, 3 tahun, Anda estimasi sendiri," ungkapnya.

Adapun beberapa daftar beras yang diduga dioplos atau tidak sesuai dengan mutu, harga dan takaran adalah sebagai berikut:

Wilmar Group
- Sania
- Sovia
- Fortune
- Siip

Food Station Tjipinang Jaya
- Setra Ramos
- Beras Pulen Wangi
- Food Station- Setra Pulen

PT Belitang Panen Raya
- Raja Platinum
- Raja Ultima

PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group)
- Ayana

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement