"Sebelumnya orang desa itu membeli barang dengan harga yang mahal, nah ini kita pangkas Apalagi yang sudah pasti untung, ada pertanian, perlu pupuk, pupuk subsidi. Selama ini ada tengkulak lah, rentenir lah, macam-macam, sehingga pupuk dapat pupuk yang mahal, atau baru dapat ketika sudah panen," lanjutnya.
Zulhas menjelaskan, nantinya masing-masing Kopdes akan mendapatkan pinjaman dari bank Himbara maksimal Rp3 miliar untuk belanja modal, seperti kebutuhan pokok masyarakat, LPG, serapan gabah di petani, hingga belanja pupuk.
Pinjaman yang diberikan Bank Himbara itu, dijelaskan Zulhas, tidak langsung di transfer ke Kopdes. Sebab menggunakan mekanisme klaim, atas belanja modal yang dilakukan oleh Kopdes. Namun, ia memastikan pencairan dana tersebut akan berlangsung cepat.
"Misalnya dia (Kopdes) ambil gas, perlu dibayar, baru cair. Nanti Himbara akan melihat dan verifikasi, misalnya Kopdes beli Tabung Rp50 juta, ya baru cair Rp50 juta, langsung dibayar ke supplier tabungnya. Kita sudah pakai sistem yang dibangun oleh Telkom, bagus sudah" tambahnya.
Zulhas melaporkan, saat ini telah terbentuk sekitar 103 Kopdes dari target 80 ribu yang tersebar di seluruh Indonesia dan akan diresmikan oleh Presiden Prabowo pada 21 Juli mendatang di Klaten, Jawa Tengah. Targetnya 70% dari 80 ribu Kopdes akan terbentuk hingga akhir Desember 2025.
"Sekitar 80 ribu terbentuk, tapi baru ada 103 mockup, tapi akan saya kerjakan sampai akhir Desember 80 ribu koperasi sudah jadi (operasi), sekurang-kurangnya 70% sudah jadi," tutupnya.
(Taufik Fajar)