“Ini bertentangan dengan beberapa mazhab-mazhab ekonomi, terutama mazhab ekonomi neoliberal. Karena di masa neoliberal ini menurut mereka, nggak apa-apa kalau yang segelintir orang tambah kaya. Nggak apa-apa, biar segelintir orang tambah kaya. Menurut teori itu, lama-lama kekayaan itu akan menetes ke bawah,” ujarnya.
Kritik terhadap teori trickle down ini sejalan dengan komitmen Prabowo dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, sesuai amanat konstitusi.
“Kenyataannya menetesnya lama banget. Menetesnya 200 tahun, sudah mati kita semua itu. Jadi itu nggak benar, gak benar, tidak akan netes ke bawah. Bagaimana saudara merasa menetes ke bawah? Setetes pun nggak ya?” papar Prabowo.