Dia mencontohkan kasus beras oplosan yang ramai belakangan. Kecurangan tersebut menimbulkan kerugian hingga Rp100 triliun.
“Masa tega petani setengah mati, rakyat kita masih banyak yang susah, ada yang mau cari keuntungan di atas penderitaan rakyat. Itu namanya adalah mengisap darah rakyat. Itu adalah, menurut saya, parasit pengisap darah, vampir. Vampir ekonomi,” ujar dia.
Dia pun menggambarkan, jika para pengusaha mematuhi aturan undang-undang dan regulasi yang disiapkan pemerintah, Indonesia bisa membangun sekolah-sekolah.
“Kalau saya punya Rp100 triliun tiap tahun, berarti kita bisa perbaiki 100.000 sekolah. Kita punya 330.000 sekolah. Dalam 3 setengah tahun, kita akan perbaiki semua sekolah di seluruh Indonesia. Bayangkan, saudara-saudara, ini yang kita anggap sabotase ekonomi Indonesia. Menikam rakyat dari belakang. Dan ini kita harus hentikan,” tegas dia.
(Taufik Fajar)