JAKARTA - 10 negara yang paling gemar berjudi di dunia. Perjudian telah menjadi bagian dari hiburan global yang menyumbang miliaran dolar setiap tahunnya. Meski di beberapa negara dianggap ilegal, aktivitas judi tetap tumbuh pesat, baik dalam bentuk kasino, taruhan olahraga hingga judi online.
Namun ada juga beberapa negara yang melegalkan judi, bahkan ada miliarder dunia yang kekayaannya berasal dari bisnis judi. Melansir dari Statista, jumlah pengguna judi online diperkirakan mencapai 281,3 juta pengguna pada tahun 2029. Penetrasi pengguna akan mencapai 6% pada tahun 2024 dan diperkirakan mencapai 7,6% pada tahun 2029.
Sementara itu, pendapatan di pasar perjudian online dunia diperkirakan mencapai USD100,9 miliar atau setara Rp1.649 triliun (kurs Rp 16.350) pada tahun 2024. Sementara, di Indonesia, transaksi keuangan yang berkaitan dengan judi online mencapai Rp47 triliun pada kuartal I-2025, merosot dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp90 triliun.
Lalu siapa saja negara yang paling gemar berjudi di dunia? Berikut ini datanya. Berdasarkan data dari berbagai sumber, Amerika Serikat (AS) menempati posisi teratas sebagai negara dengan industri perjudian terbesar di dunia, disusul oleh sejumlah negara Asia dan Eropa yang mencatat kerugian hingga puluhan miliar dolar AS per tahun akibat aktivitas ini.
Berikut ini daftar 10 negara yang paling gemar berjudi di dunia, Jakarta, Minggu (3/8/2025).
1. Amerika Serikat (AS)
Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan pendapatan perjudian tertinggi di dunia. Mengutip American Gaming Association, industri perjudian komersial di AS meraup lebih dari USD60 miliar per tahun.
AS juga diperkirakan memperoleh pendapatan terbesar dari judi online pada tahun 2024, dengan USD23,03 miliar atau setara Rp376 triliun. Angka ini setara dengan peningkatan pendapatan sebesar 20,3% dari tahun 2023 hingga 2024.
Kota Las Vegas di negara bagian Nevada dikenal sebagai ibu kota judi dunia dan merupakan simbol budaya kasino, hiburan, dan pariwisata malam.
Selain Las Vegas, Atlantic City di New Jersey juga menjadi pusat kasino besar di Pantai Timur. Lebih dari 40 negara bagian di AS telah melegalkan berbagai bentuk perjudian, termasuk kasino darat, taruhan olahraga, poker online, dan lotere.
Secara khusus, kerugian kotor akibat judi mencapai USD116,9 miliar pada 2023. Tak hanya kasino fisik seperti di Las Vegas dan Atlantic City, judi online juga tumbuh pesat pasca putusan Mahkamah Agung pada 2018 yang melegalkan taruhan olahraga.
2. Makau (China)
Makau adalah wilayah administratif khusus di China dan dianggap sebagai pesaing utama Las Vegas dalam dunia kasino. Industri perjudian menyumbang sekitar 80% dari total pendapatan pemerintah Makau. Wilayah ini diatur secara ketat, tetapi sangat bergantung pada turisme dan judi sebagai penggerak utama ekonomi
Di sisi lain, China tercatat mengalami kerugian kotor akibat perjudian mencapai USD62,4 miliar, termasuk dari aktivitas ilegal seperti kasino bawah tanah dan permainan mahjong taruhan.
3. Jepang
Jepang mencatat kerugian perjudian sebesar USD24,1 miliar pada 2023. Meskipun banyak bentuk perjudian masih dilarang, budaya bermain pachinko menjadi celah hukum yang dimanfaatkan masyarakat. Selain itu, legalisasi kasino terpadu (IR) sejak 2018 membuat Jepang diprediksi menjadi pasar judi besar dalam beberapa tahun mendatang.
4. Italia
Italia mencatat kerugian akibat perjudian sebesar USD19 miliar. Negara ini memiliki lebih dari 15 kasino dan menjadi rumah bagi berbagai bentuk judi tradisional seperti Baccarat. Sejak pelonggaran hukum pada 2006, industri ini berkembang pesat.
5. Australia
Australia dikenal sebagai negara dengan partisipasi judi tertinggi per kapita. Dua dari lima warga Australia berjudi setiap minggu. Kerugian akibat judi mencapai USD18,3 miliar, dengan konsentrasi terbesar berada di negara bagian New South Wales yang memiliki lebih dari 87.000 mesin judi elektronik.
6. Inggris
Inggris memiliki sistem perjudian daring yang sangat terorganisasi, dengan kerugian judi mencapai USD18 miliar per tahun. Judi online menyumbang sekitar 52,3% dari seluruh industri judi di Inggris. Pada 2024, diperkirakan pendapatan dari sektor ini mencapai USD13,78 miliar atau sekitar Rp225 triliun.
7. Kanada
Sekitar dua pertiga warga Kanada mengaku berjudi tiap tahun. Negara ini mencatat kerugian judi sebesar USD12,4 miliar. Sementara dari sisi judi online, pendapatan diproyeksikan mencapai USD4,19 miliar atau sekitar Rp68 triliun pada 2024. Kanada bahkan menjadi negara dengan persentase pemain judi online tertinggi, yakni 48,6% dari total populasi.
8. Jerman
Jerman mencatat kerugian perjudian sebesar USD11,2 miliar. Aktivitas judi paling umum adalah mesin slot di restoran dan lotere. Judi online juga berkembang, dengan pendapatan mencapai USD5,65 miliar (Rp92 triliun) pada 2024.
9. Prancis
Hampir setengah dari warga Prancis terlibat dalam perjudian tiap tahun. Negara ini mencatat kerugian kotor sebesar USD10,4 miliar dan diperkirakan meraih pendapatan judi online sekitar USD4,12 miliar atau Rp67,3 triliun pada 2024.
10. Spanyol
Delapan dari sepuluh orang di Spanyol pernah berjudi pada 2022. Negara ini mencatat kerugian judi sebesar USD8,9 miliar. Judi online menyumbang pendapatan sebesar USD1,97 miliar atau Rp32 triliun dan diperkirakan tumbuh 11% hingga akhir 2024.
(Dani Jumadil Akhir)