Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Neraca Perdagangan Surplus 62 Bulan, Ekspor RI Tumbuh 7,7 Persen di Semester I-2025

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 04 Agustus 2025 |16:14 WIB
Neraca Perdagangan Surplus 62 Bulan, Ekspor RI Tumbuh 7,7 Persen di Semester I-2025
Mendag menyampaikan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 mencatat surplus USD4,10 miliar. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengumumkan kinerja ekspor Indonesia selama semester I-2025 menunjukkan tren positif. Menurutnya, terjadi pertumbuhan sebesar 7,70%, atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 7,10%.

"Kinerja ekspor nasional pada semester I-2025 telah menunjukkan pertumbuhan yang positif yang menjadi sinyal kuat bagi pencapaian target ekspor tahunan. Target ekspor tahunan nasional 7,10% dan dalam semester satu ini 7,70%," ungkap Mendag dalam konferensi pers, Senin (4/8/2025).

Menteri yang akrab disapa Busan itu menyampaikan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 mencatat surplus USD4,10 miliar atau setara Rp65,7 triliun, mempertahankan tren surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Secara kumulatif, neraca perdagangan semester I-2025 surplus sebesar USD19,48 miliar, meningkat dari USD15,58 miliar.

"Surplus tersebut dihasilkan dari surplus perdagangan nonmigas sebesar USD28,31 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar USD8,83 miliar. Total ekspor selama semester I tahun 2025 mencapai USD135,41 miliar atau naik 7,70% dibanding periode yang sama tahun lalu," jelas Mendag.

Lebih jauh Mendag Busan mengatakan peningkatan ekspor kumulatif tersebut didukung oleh penguatan ekspor nonmigas 8,96% atau menjadi USD128,39 miliar dan penurunan ekspor migas 11,04% atau menjadi USD7,03 miliar. Dan Amerika Serikat (AS) menjadi mitra dagang dengan surplus tertinggi bagi Indonesia, mencapai USD9,92 miliar.

"Ini pertanda bahwa produk-produk Indonesia masih punya daya saing meskipun ini belum diberlakukan tarif resiprokal. Jadi nanti kita akan menuntut terus dan kita tentu akan berupaya setelah dilakukan pemberlakuan tarif resiprokal ekspor kita tetap terus meningkat," paparnya.

 

Surplus selanjutnya disusul India dengan USD6,64 miliar, Filipina USD4,36 miliar, Malaysia USD3,07 miliar, dan Vietnam USD2,21 miliar. Di kawasan ASEAN, surplus perdagangan Indonesia mencapai USD9,6 miliar, sementara dari Uni Eropa sebesar USD3,8 miliar.

"Ini kan belum diberlakukan EU CEPA ya surplus ini. Nah nanti harapan kita akan semakin meningkat karena ini pertanda yang baik bahwa sebelum diberlakukan EU CEPA pun ekspor kita terus mengalami peningkatan termasuk juga dengan Eurasia yang meskipun surplus kita baru mencapai USD0,007 miliar," jelas Mendag.

Kendati demikian, Mendag Busan mengungkapkan Indonesia masih mengalami beberapa defisit dengan negara lain termasuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Namun ia menegaskan bahwa RRT tetap menjadi tujuan ekspor utama Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD29,31 miliar.

"RRT adalah tujuan ekspor utama Indonesia yaitu sebesar USD29,31 miliar dan yang kedua adalah Amerika sebesar USD14,79 miliar kemudian disusul India, Jepang, dan Malaysia. Jadi memang tujuan utama atau pasar utama ekspor kita nomor satu tetap RRT," tandasnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement