"Tapi saya terus terang saja, karena ini anggaran (BSPS) yang seharusnya dimulai bulan Januari bisa dieksekusi, sampai sekarang belum jalan. Ya saya minta maaf, tadi saya bilang. Jadi memang KPI inti kita belum," kata Fahri Hamzah.
Sebelumnya, Fahri Hamzah Kementerian Keuangan telah menyetujui usulan penganggaran untuk renovasi 2 juta rumah sekitar Rp43,6 - 47 triliun pada tahun 2026. Target sasaran program bantuan renovasi rumah itu adalah masyarakat berpenghasilan rendah yang hidup dengan kualitas rumah tidak layak.
"Kita siapkan untuk tahun depan, karena tahun ini kita belum sanggup. Ini penuh dari APBN yang bermain di sini. Uangnya sudah ada, uangnya sudah disetujui," kata Fahri Hamzah dalam musyawarah REI (7/8).
Fahri Hamzah mengatakan, berdasarkan data BPS ada sekitar 20,9 juta keluarga yang hidup di rumah tidak layak huni. Penanganan untuk kondisi ini misalnya penyaluran bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) atau bentuk bantuan lain yang akan mulai digelontorkan pemerintah tahun depan.
"Program ini sekaligus menjawab mungkin tidak (program) 3 juta rumah (tercapai 2026). Mungkin. Ini saja sudah 2 juta dan itu sudah disetujui Kementerian Keuangan," pungkasnya.
(Taufik Fajar)