Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Danantara Bantah Isu Akuisisi Mayoritas Saham BCA

Tangguh Yudha , Jurnalis-Kamis, 21 Agustus 2025 |10:09 WIB
Danantara Bantah Isu Akuisisi Mayoritas Saham BCA
Danantara Bantah Isu Akuisisi Mayoritas Saham BCA (Foto: Rosan/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia Rosan Perkasa Roeslani buka suara terkait isu akuisisi mayoritas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA. Dia memastikan bahwa kabar tersebut tidak benar.

“Enggak ada,” ungkap Rosan saat dijumpai usai menghadiri rapat tertutup bersama Komisi XI DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta dikutip pada Kamis (21/8/2025).

Saat dikonfirmasi apakah sudah ada pembicaraan terkait rencana itu, Rosan juga tidak memberikan jawaban. Dia tetap berjalan meninggalkan awak media.

Untuk diketahui, sebelumnya ramai isu akuisisi 51% saham BCA oleh negara melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).

Isu ini dikaitkan dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang digelontorkan negara kepada BCA setelah bank tersebut dilanda rush saat Indonesia diguncang krisis moneter 1998, berlanjut ke program divestasi yang dinilai bermasalah.

Isu agar saham BCA diambil alih negara berhembus makin kencang setelah Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR/anggota Komisi XIII DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ahmad Iman Syukri, mendukung usulan tersebut.

 

Di sisi lain, manajemen BCA menyatakan, informasi yang menyebutkan pembelian 51% saham BCA dengan nilai hanya sekitar Rp5 triliun diduga melanggar hukum karena nilai pasar BCA saat itu dinilai sekitar Rp117 triliun merupakan informasi yang tidak benar.

Hal ini menanggapi isu yang beredar mengenai akuisisi 51% saham BCA oleh grup Djarum yang diduga ada rekayasa dan tunggakan utang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

"Angka Rp117 triliun yang sering disebut dalam narasi merujuk pada total aset BCA, bukan nilai pasar perusahaan. Nilai pasar ditentukan oleh harga saham perusahaan di bursa efek, dikalikan dengan jumlah total saham yang beredar. Seiring BCA yang sudah melaksanakan Initial Public Offering (IPO) pada 2000, maka harga saham BCA terbentuk berdasarkan mekanisme pasar,” kata Corporate Secretary BCA I Ketut Alam Wangsawijaya mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Terkait informasi BCA yang memiliki utang kepada negara Rp60 triliun yang diangsur Rp7 triliun setiap tahun adalah tidak benar.

“Di dalam neraca, BCA tercatat memiliki aset obligasi pemerintah senilai Rp60 triliun, dan seluruhnya telah selesai pada 2009 sesuai dengan ketentuan dan hukum yang berlaku,” ujar dia.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement