Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Neraca Pembayaran RI Defisit USD6,7 Miliar di Kuartal II-2025

Anggie Ariesta , Jurnalis-Kamis, 21 Agustus 2025 |11:37 WIB
Neraca Pembayaran RI Defisit USD6,7 Miliar di Kuartal II-2025
BI Catat Neraca Pembayaran (Foto: Okezone)
A
A
A

Neraca perdagangan nonmigas tetap membukukan surplus, meski lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas.

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menurun sejalan dengan harga minyak global yang lebih rendah.

Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, seiring dengan kenaikan pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola triwulanan.

Surplus neraca pendapatan sekunder meningkat dipengaruhi kenaikan hibah dan remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.

Kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Investasi langsung membukukan peningkatan surplus dibandingkan kuartal I 2025 sebagai cerminan dari terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik.

Investasi portofolio mencatat defisit terutama didorong oleh aliran keluar modal asing dalam bentuk surat utang domestik.

Sementara itu, investasi lainnya mencatat surplus dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta.

Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2025 mencatat defisit USD5,2 miliar.

"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," kata Junanto.

BI juga menegaskan, kinerja NPI 2025 diprakirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut dan defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran defisit 0,5 persen sampai dengan 1,3 persen dari PDB.

"Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang lebih baik dan imbal hasil investasi yang menarik," pungkasnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement