JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan penurunan suku bunga merupakan salah satu cara BI dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo. Hal tersebut juga untuk menjaga stabilitas Rupiah.
“Kami di Bank Indonesia sebagai bagian dari NKRI, terus menjalin sinergi yang sangat kuat dengan pemerintah untuk mendukung program-program Bapak Presiden dalam Asta Cita," tutur Perry dalam Rapat Kerja menyampaikan Pokok-Pokok RUU APBN 2025 di DPR RI Kamis (21/8/2025).
Adapun Perry menyampaikan lima langkah utama yang telah dan akan dilakukan BI dalam Rapat Kerja di DPR.
Langkah pertama, sejak September 2024, BI telah menurunkan BI Rate sebanyak lima kali, dengan total 125 basis poin, sehingga berada di level 5 persen, menjadikannya yang terendah sejak 2022.
BI akan terus mengamati ruang untuk penurunan lebih lanjut guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan menurunkan yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun yang saat ini berada di 6,4 persen.
Di tengah gejolak global, BI secara aktif melakukan intervensi di pasar offshore (Non-Delivery Forward/NDF) dan domestik untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Berkat upaya tersebut, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS berhasil menguat dari Rp17.300 pada 2 April 2025 menjadi Rp16.250.
Selain itu, Perry mengungkapkan bahwa BI telah membeli SBN senilai Rp186 triliun, tidak termasuk untuk debt switching, dan akan terus berkoordinasi dengan Menteri Keuangan untuk melanjutkan langkah ini.
BI juga memberikan insentif likuiditas sebesar Rp384 triliun kepada perbankan untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas yang mendukung program Asta Cita.
Dalam hal digitalisasi, BI akan terus memperluas jangkauan QRIS ke pasar global. Setelah berhasil diterapkan di Malaysia, Singapura, dan Thailand, QRIS juga akan diimplementasikan di Jepang, China, dan Arab Saudi dengan skema local currency transaction.
Saat ini, penggunaan mata uang lokal dengan Jepang setara USD4-5 miliar dan dengan China setara USD6-7 miliar.
"Itu adalah beberapa pokok bagaimana kami sebagai bagian NKRI terus mendukung program Asta Cita Pemerintah dan berkoordinasi erat dengan Bu Menkeu, Pak Kepala Bappenas, serta menteri-menteri yang lain," pungkas Perry.
(Feby Novalius)