Menurutnya, sinergi antara kedua negara tidak hanya membawa manfaat jangka pendek, tetapi juga membuka peluang pertumbuhan jangka panjang.
"Investasi di beberapa sektor, bukan cuma digital, mineral, infrastruktur dan sebagainya. Ini adalah suatu yang kita harapkan bisa melanjut dan bisa bertingkat, sehingga Indonesia juga bisa menikmati kemakmuran dari wilayah kita sendiri," lanjutnya.
Bernardino juga menyoroti besarnya minat investor global terhadap kawasan Asia Tenggara.
Dia menyebut bahwa pada tahun lalu, arus investasi terbesar ke kawasan ini berasal dari Amerika Serikat, disusul oleh Tiongkok. Dalam konteks tersebut, Indonesia memiliki posisi strategis sebagai jangkar utama ASEAN.
"Kalau kita lihat investasi di Asia Tenggara tahun lalu yang paling banyak dari Amerika Serikat, yang kedua dari Tiongkok. Jadi sebetulnya Asia Tenggara ini suatu wilayah yang sangat diminati, apalagi Indonesia yang menjadi jangkar dari ASEAN sendiri," pungkas Bernardino.
(Taufik Fajar)