Investasi juga ditargetkan tumbuh 5,2 persen, didorong oleh akselerasi investasi di sektor-sektor bernilai tambah tinggi dan berorientasi ekspor.
Peningkatan investasi ini diharapkan memicu pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi, dengan target hingga 6,7 persen.
Di sisi lain, inflasi juga berhasil dikendalikan dalam rentang target 1,5 persen hingga 3,5 persen, sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.
Meskipun sinyal pemulihan global mulai terlihat, Purbaya mengingatkan akan risiko ketidakpastian yang perlu diwaspadai, seperti perang dagang, konflik geopolitik, dan ancaman keamanan siber.
Namun, ia optimistis bahwa perekonomian Indonesia tetap resilien di tengah tekanan tersebut.
Hal ini sejalan dengan rilis IMF pada Juli 2025 yang memproyeksikan pertumbuhan global lebih optimistis.
Ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve juga diperkirakan akan mendorong aliran modal ke negara-negara berkembang, yang berpotensi memberikan dampak positif bagi Indonesia.
"Trend pelonggaran moneter untuk mendukung aktivitas ekonomi di tengah stabilitas inflasi di level global diperkirakan turut memberikan dampak positif bagi domestik sehingga prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat kita wujudkan," pungkasnya.
(Taufik Fajar)