Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menkeu Purbaya Sebut Ekonomi RI Tetap Tangguh di Tengah Pemulihan Global

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 10 September 2025 |12:17 WIB
Menkeu Purbaya Sebut Ekonomi RI Tetap Tangguh di Tengah Pemulihan Global
Menkeu Purbaya (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa perekonomian Indonesia tetap tangguh (resilien) di tengah pemulihan global. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 yang mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year).

Purbaya mengatakan, ketahanan ekonomi ini menjadi modal untuk mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi.

“Pertumbuhan ekonomi yang resilien ini menjadi modal untuk mendorong agar pertumbuhan ekonomi ke depan dapat tumbuh lebih tinggi dan menuju 8 persen dalam jangka menengah,” jelas Purbaya dalam Rapat Kerja pertama dengan Komisi XI DPR, Rabu (10/9/2025).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang solid ini didukung oleh kuatnya konsumsi rumah tangga, peningkatan investasi dan kinerja ekspor-impor yang terjaga. Sektor manufaktur sebagai kontributor utama juga tumbuh kuat, didukung oleh permintaan domestik yang tinggi.

Untuk tahun 2026, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4 persen.  Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi penopang utama dengan proyeksi pertumbuhan 5,2 persen.

 

Investasi juga ditargetkan tumbuh 5,2 persen, didorong oleh akselerasi investasi di sektor-sektor bernilai tambah tinggi dan berorientasi ekspor.

Peningkatan investasi ini diharapkan memicu pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi, dengan target hingga 6,7 persen.

Di sisi lain, inflasi juga berhasil dikendalikan dalam rentang target 1,5 persen hingga 3,5 persen, sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.

Meskipun sinyal pemulihan global mulai terlihat, Purbaya mengingatkan akan risiko ketidakpastian yang perlu diwaspadai, seperti perang dagang, konflik geopolitik, dan ancaman keamanan siber.

Namun, ia optimistis bahwa perekonomian Indonesia tetap resilien di tengah tekanan tersebut. 

Hal ini sejalan dengan rilis IMF pada Juli 2025 yang memproyeksikan pertumbuhan global lebih optimistis. 

Ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve juga diperkirakan akan mendorong aliran modal ke negara-negara berkembang, yang berpotensi memberikan dampak positif bagi Indonesia.

"Trend pelonggaran moneter untuk mendukung aktivitas ekonomi di tengah stabilitas inflasi di level global diperkirakan turut memberikan dampak positif bagi domestik sehingga prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat kita wujudkan," pungkasnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement