Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta SPBU Swasta Shell Cs Akhirnya Setuju Beli BBM dari Pertamina dengan Syarat

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Sabtu, 20 September 2025 |08:01 WIB
5 Fakta SPBU Swasta Shell Cs Akhirnya Setuju Beli BBM dari Pertamina dengan Syarat
5 Fakta SPBU Swasta Shell Cs Akhirnya Setuju Beli BBM dari Pertamina dengan Syarat (Foto: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, SPBU swasta seperti Shell, Vivo, BP dan Exxon Mobil setuju untuk membeli BBM dari PT Pertamina (Persero) dengan syarat.

Salah satu syaratnya adalah beli BBM dari Pertamina merupakan BBM murni (fuel base) yang nantinya akan dilakukan pencampuran di tangki SPBU masing-masing.

Berikut ini Okezone rangkum fakta-fakta SPBU swasta setuju beli BBM dari Pertamina dengan syarat, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).

1. SPBU Swasta Setuju Beli BBM dari Pertamina

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan SPBU swasta menyetujui untuk membeli stok BBM tambahan dengan skema impor melalui Pertamina. Hal ini disampaikan Bahlil setelah menggelar rapat dengan manajemen SPBU swasta dan Pertamina di Jakarta, Jumat 19 September 2025.

"Mereka setuju, dan memang harus setuju untuk beli, berkolaborasi dengan Pertamina," ucap Bahlil saat konferensi pers usai.

2. Syarat Beli BBM dari Pertamina

Menurut Bahlil, dari kesepakatan tersebut, SPBU swasta mengajukan beberapa syarat dalam skema impor tambahan BBM lewat kolaborasi dengan Pertamina, yaitu BBM yang dibeli merupakan BBM murni (fuel base) yang nantinya akan dilakukan pencampuran di tangki SPBU masing-masing.

"Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing," kata Bahlil.

Syarat selanjutnya, SPBU swasta mengajukan adanya survei bersama pembelian stok BBM, serta adanya transparansi harga pembelian.

"Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli (untung), harus semua terbuka, dan sudah setuju juga terjadi open book. Dan ini teman-teman dari swasta juga sudah setuju," ucap Bahlil.

Pemerintah sudah memberikan kuota tambahan impor BBM sebesar 10 persen bagi SPBU swasta di tahun ini, namun kuota tersebut sudah tipis, sehingga menyebabkan SPBU swasta kekurangan stok BBM.

Untuk menyiasati hal ini, pemerintah meminta SPBU swasta melakukan kolaborasi dengan Pertamina dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Alasan utama adanya penguatan kolaborasi ini karena menurut Bahlil, BBM merupakan cabang industri yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dan dibutuhkan peran negara dalam pengaturannya. Hal ini sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Cabang-cabang industri yang menguasai hajat hidup orang banyak, itu dikuasai oleh negara," kata Bahlil.

 

3. Stok BBM Impor Masuk dalam 7 Hari

Bahlil mengatakan, kesepakatan kontrak pembelian yang dilakukan berupa bahan bakar murni (base fuel) alias yang belum diolah menjadi BBM siap jual yang sesuai dengan spesifikasi masing-masing operator.

Bahan bakar tersebut akan dibeli oleh Pertamina dari impor lewat kuota yang masih tersedia. Nantinya, Bahan bakar yang belum diolah itu akan langsung dikirim ke tanki penyimpanan milik SPBU swasta untuk diolah sebelum dijual ke masyarakat. 

"Dipastikan, bahwa karena pasokan Pertamina yang sekarang sudah dicampur, jadi kemungkinan besar impornya impor baru. Jangan tanya dari mana, yang penting 7 hari barang sudah isi," ujarnya.

Bahlil memastikan, bahan bakar murni itu akan tiba di Indonesia ke tangki milik SPBU swasta sekitar 7 hari mendatang. "Kalau ditanya mulai kapan berjalan, mulai hari ini sudah berjalan, nanti dilanjutkan dengan rapat teknis. Insyaallah paling lambat 7 hari barang sudah masuk ke Indonesia," kata Bahlil.

Dia mengatakan, kebijakan ini tidak akan menggangu ketersedian cadangan stok BBM milik Pertamina. Mengingat skema pengadaan untuk menambah pasokan BBM swasta dipenuhi lewat impor baru, bukan membeli stok Pertamina.

"Saya pastikan bahwa stok cadangan BBM itu 18-21 hari clear, jadi enggak perlu ada rasa keraguan atau apa, cuman memang SPBU swasta cadangannya menipis," kata Bahlil.

Untuk menjamin kualitas minyak yang dibeli, pihak operator swasta juga meminta agar ada peran pihak surveyor yang melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum minyak mentah dikirim ke tangki atau penampungan minyak milik SPBU swasta.

"Sekalipun Pemerintah memberikan tugas ke Pertamina, tetapi kita juga ingin harus fair. Tidak boleh ada yang dirugikan, kita ingin sama-sama cengli," pungkasnya.

4. Bahlil Bakal Ukur Ulang Pangsa Pasar SPBU Swasta Tahun Depan 

Di sisi lain, Bahlil mengatakan, pemerintah akan menghitung ulang pangsa pasar (market share) SPBU swasta. Langkah ini menyusul adanya kelangkaan BBM di SPBU swasta belakangan ini.

Namun Bahlil belum merinci soal perhitungan ulang terkait pangsa pasar SPBU swasta di Indonesia. Namun ia menegaskan cabang industri yang menguasai hajat hidup orang banyak, seperti BBM, harus dikuasai oleh negara. 

"Skemanya tahun depan kita akan menyusun dengan baik, yang jelas pemerintah akan menghitung betul, market share dari swasta, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Bahlil.

 

5. Dirut Pertamina Tegaskan Tidak Ada Monopoli Impor BBM

Di tempat terpisah, Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius menegaskan bahwa tidak ada monopoli impor Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Pertamina.

Simon menyampaikan hal ini setelah rapat dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dihadiri oleh semua distributor BBM, termasuk badan usaha swasta.

"Pak Menteri ESDM sudah menyampaikan bahwa sekali lagi tidak ada monopoli oleh Pertamina," ujar Simon di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Simon menambahkan, pemberian alokasi impor kepada badan usaha lain juga sudah sesuai dan bahkan porsinya mengalami penambahan persentase.

"Untuk sekaligus meluruskan bahwa tidak ada impor satu pintu oleh Pertamina. Karena kebijakan importasi itu sesuai seperti sebelumnya adalah melalui Badan Usaha BBM, kecuali penambahan," lanjut Simon.

Menanggapi laporan mengenai kekosongan BBM di beberapa SPBU Pertamina, Simon memastikan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.

Simon mengatakan Pertamina akan segera memastikan distribusi merata dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Simon, Pertamina akan memperhatikan pola distribusi, kebutuhan daerah, serta mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang hari-hari besar. Simon juga menyebut Pertamina telah menyiapkan rute dan rencana darurat untuk mengantisipasi gangguan distribusi akibat bencana alam atau kerusakan jalan.

"Kami akan pastikan kembali untuk beberapa SPBU yang kosong nanti kita akan isi segera supaya beroperasi dengan normal," kata Simon.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement