Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Garuda Indonesia Catat Pendapatan Rp17,7 Triliun, Jumlah Penumpang dan Frekuensi Terbang Naik

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 22 September 2025 |13:30 WIB
Garuda Indonesia Catat Pendapatan Rp17,7 Triliun, Jumlah Penumpang dan Frekuensi Terbang Naik
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) membukukan pendapatan operasi (operating revenue) sebesar USD1,07 miliar. (Foto: Okezone.com/AP)
A
A
A

JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) membukukan pendapatan operasi (operating revenue) sebesar USD1,07 miliar atau setara Rp17,7 triliun (kurs Rp16.600 per USD) sepanjang Semester I-2025. Capaian tersebut meningkat sebesar USD24 juta atau setara Rp398,3 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Sementara itu, EBITDA tumbuh sebesar USD10 juta atau Rp165 miliar dibandingkan Semester I-2024 menjadi USD250 juta atau setara Rp4,1 triliun pada 2025, meskipun beban operasional turut naik sebesar USD50 juta atau Rp829 miliar menjadi USD1,03 miliar atau setara Rp17,09 triliun.

Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, mengatakan bahwa dari sisi operasional, jumlah penumpang yang dilayani naik 104 ribu menjadi 5,37 juta orang. Kapasitas kursi yang disediakan juga meningkat 133 ribu menjadi 6,85 juta kursi, sementara angkutan kargo melonjak 933 ribu kilogram menjadi 67,20 juta kilogram.

Adapun dari sisi armada, hingga Semester I-2025 Garuda Indonesia mengoperasikan 58 pesawat layak terbang (40 narrow body dan 18 wide body). Jumlah rute dan destinasi mengalami sedikit penurunan. Garuda kini mengoperasikan 70 rute (50 domestik dan 20 internasional), turun 8 rute dibanding periode sebelumnya, dengan 52 destinasi (37 domestik dan 15 internasional), turun satu destinasi dibanding tahun lalu.

“Kami berhasil menambah frekuensi sebesar 2.809 menjadi 37.880, dengan jumlah kapasitas 6,85 juta seat, dan jumlah penumpang naik 104 ribu dibandingkan tahun lalu,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (22/9/2025).

Pada kesempatan itu, Reza juga melaporkan bahwa ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) rata-rata Garuda pada Semester I-2025 mencapai 86,02 persen, naik 2,36 poin persentase dibanding periode sebelumnya.

 

Lebih lanjut, Reza memaparkan bahwa Traffic Industry (total industri penerbangan domestik dan internasional) mengalami penurunan tajam dari 102,8 juta penumpang pada 2019 menjadi titik terendah 29,9 juta pada 2021 akibat pandemi. Namun, tren kemudian berbalik naik menjadi 62,9 juta (2022), 89,2 juta (2023), 97,8 juta (2024), dan diproyeksikan mencapai 105,4 juta pada 2025.

Adapun Traffic Garuda Indonesia (GA) juga mengalami tekanan, dari 19,7 juta penumpang pada 2019 merosot ke 3,4 juta pada 2021. Namun, jumlah tersebut mulai pulih menjadi 5,6 juta (2022), 8,3 juta (2023), 11,4 juta (2024), dan ditargetkan mencapai 12,2 juta pada 2025.

Jumlah armada yang dimiliki Garuda Indonesia juga mengalami penurunan signifikan dalam periode 2019–2025. Dari sebelumnya 142 unit (2019–2020), berkurang menjadi 112 unit (2021), lalu 68 unit (2022), dan secara bertahap meningkat menjadi 71 unit (2023), 73 unit (2024), hingga proyeksi 78 unit pada 2025.

Sementara itu, pangsa pasar (market share) Garuda juga mengalami penurunan dari 19,1 persen pada 2019 menjadi titik terendah 8,8 persen pada 2022, dan diperkirakan naik tipis menjadi 11,2 persen pada 2025.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement