Bahlil menjelaskan, peralihan B50 ini bukan tanpa tantangan. Sebab di satu sisi menekan impor solar, namun di sisi lain Indonesia masih kurang dalam memproduksi metanol, sebagai bahan baku pembuatan FAME.
Bahlil menyebut produksi metanol di Indonesia hanya mampu sekitar 400 ribu ton. Sedangkan kebutuhan untuk mencapai penerapan B50 membutuhkan setidaknya 2,3 juta ton, untuk memenuhi kebutuhan solar nasional, sehingga masih diperlukan impor metanol sebelum pemerintah membangun industri sendiri.
"Problem kita, begitu kita dorong ke B50, kita masih impor metanol, kebutuhan kita 2,3 juta ton, industri kita hanya 400 ribu ton. Maka atas arahan Presiden, kita akan membangun pabrik metanol di Bojonegoro, sebagai bagian dari hilirisasi dari gas," pungkas Bahlil.
(Dani Jumadil Akhir)