Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hilirisasi Tambang Nikel Jadi Penggerak Ekonomi Masyarakat

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Rabu, 15 Oktober 2025 |12:29 WIB
Hilirisasi Tambang Nikel Jadi Penggerak Ekonomi Masyarakat
Hilirisasi Tambang Nikel Jadi Penggerak Ekonomi Masyarakat (Foto: Dokumen Harita)
A
A
A

JAKARTA - Program hilirisasi mineral yang dijalankan perusahaan pertambangan nikel membawa berkah bagi masyarakat sekitar. Mobilisasi tenaga kerja membuat roda ekonomi di daerah tambang terintegrasi dengan smelter membuat pemasukan masyarakat setempat juga ikut meningkat dengan berbagai usaha kecil yang dilakukan.

Community Affairs General Manager Harita Nickel Dindin Makinudin mengatakan, berdasarkan data BPS Halmahera Selatan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Halmahera Selatan terlihat meningkat dengan drastis setelah adanya aktivitas hilirisasi nikel sejak tahun 2016 yakni mencapai 54,59% berasal dari industri pengolahan.

“Pertumbuhan ekonomi stabil tumbuh. Industri pengolahan sangat dominan mendorong perekonomian lokal artinya hilirisasi sukses memantik pertumbuhan ekonomi di Halmahera Selatan,” ungkap Dindin dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Dindin menyatakan dengan jumlah karyawan yang banyak di Pulau Obi ada kebutuhan logistik yang besar. Misalnya saja beras mencapai 20 ribuan sak beras per bulan. Kemudian ayam potong 22 ribu kg, ada juga ikan dan sebagainya. 

“Artinya ini membuka peluang usaha. Kami bukakan peluang usaha tidak hanya peluang kerja. Lalu peluang kerja kami berdayakan pengusaha lokal,” jelas Dindin.

Dampak ekonomi yang sudah dihasilkan perusahaan mencapai 729 lapangan kerja dari program-program CSR dengan pendapatan terekam setiap bulan mencapai miliaran rupiah. “Per bulan sekitar Rp14 miliar untuk perputaran di lokal,” ujar Dindin.

 

Industri Pertambangan

Industri pertambangan Tanah Air membawa berkah bagi daerah sekitar dan menggerakan ekonomi masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara yang paling tinggi di antara daerah lain karena adanya aktivitas hilirisasi mineral.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Maluku Utara pada triwulan II 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 32,09%. Angka tersebut melonjak tajam dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2024 atau secara year on year (y-o-y) yang tumbuh 10,76%.

Pengamat Community Involvement and Development (CID) Universitas Padjadjaran Risna Resnawaty mengungkapkan bahwa Harita Nickel telah melakukan beberapa inovasi pada bidang peningkatan pendapatan riil masyarakat dan kemandirian ekonomi, sehingga ekonomi di sana bertumbuh.

Tetapi memang, dapat dikatakan ideal, jika pengembangan tersebut memenuhi beberapa indikator, antara lain kelengkapan dokumen social mapping dan Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RIPPM), terdapat RKAT pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) yang disusun secara terintegrasi satu sama lain untuk tujuan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Risna mengingatkan, perencanaan pengembangan masyarakat maupun inovasinya harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dimana tidak semua pelaksana pengembangan masyarakat dapat menentukan dengan benar antara needs and wants, karena ada benturan kepentingan (kepentingan perusahaan, kepentingan pemerintah daerah, dan stakeholder lain) sehingga program tidak berkelanjutan. 

“Itulah salah satu dari beberapa tantangan pengembangan masyarakat di daerah pertambangan,” ujar dia.

 

Hal ini yang dirasakan oleh Tina Nomor, Ibu berusia 30 tahun Warga Desa Kawasi di Kawasan Industri Obi Harita Nickel di Pulau Obi Halmahera Selatan, Maluku Utara. Dia dahulu hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi sejak geliat hilirisasi nikel yang dilakukan Harita Nickel masuk ke Pulau Obi, praktis kehidupan Tina berubah.

Dia dan beberapa mama-mama lain mengelola sebuah Minimarket. Melalui pendampingan dari manajemen kepada para kaum perempuan di sana, maka terbentuklah komunitas usaha. Tina mengatakan bahwa peran Harita Nickel dalam membantu pengembangan usaha masyarakat sekitar sangat dirasakan sekali. 

Dia menjelaskan bahwa pendapatan dari minimarket sudah mencapai Rp2,5 miliar di tahun 2024. Pada tahun ini diharapkan omzet terus bertambah seiring dengan adanya pendampingan kepada pelaku UMKM. “Saya sebelumnya hanya berkebun dan menjaga warung saja, namun dengan berdirinya Hop Mart, di mana kami didukung pengembangan usaha dari Minimarket Hop Mart, kami sekarang bisa berkembang pesat,” ungkap Tina kepada media beberapa waktu lalu. 
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement