Untuk tahun 2026, Kementerian PU memproyeksikan anggaran tanggap darurat menjadi Rp449,1 miliar, sebagai bentuk penguatan kapasitas penanganan cepat di lapangan.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan langkah kesiapsiagaan nasional mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi akibat peningkatan curah hujan pada akhir tahun 2025.
Berdasarkan data BMKG, selama tiga bulan terakhir terjadi peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada Agustus 2025, curah hujan berada pada kategori Rendah (14,52 persen) hingga Menengah (63,51 persen).
Sementara pada September dan Oktober 2025, curah hujan meningkat ke kategori Menengah (61,69% dan 69,45 persen) hingga Tinggi (26,19 persen dan 23,29 persen).
Dody menyampaikan bahwa kesiapsiagaan ini dilakukan untuk memastikan seluruh infrastruktur tetap berfungsi optimal menghadapi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana banjir, longsor, dan genangan.
"Kementerian PU telah menyiapkan anggaran tanggap darurat, alat berat, kendaraan evakuasi, dan unit Disaster Relief Unit (DRU) di lokasi strategis. Jika diperlukan, kami juga akan membangun Posko Banjir di titik-titik rawan," katanya.
Sebagai langkah antisipatif, Kementerian PU memobilisasi 5.755 unit alat berat, 382.044 unit bahan penanganan banjir, serta menerjunkan 3.455 personel siaga yang tersebar di seluruh Indonesia.