JAKARTA - Aparatur Sipil Negara (ASN) termasuk PNS harus siap di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa ASN harus siap beradaptasi menghadapi perubahan teknologi.
"Yang jelas adalah manusia tanpa AI akan digantikan oleh manusia dengan AI. Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus update perkembangan teknologi ini untuk kebaikan kita," ujar Pratikno di Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Dengan pemanfaatan AI, dapat mempercepat birokrasi yang menghadapi tantangan besar akibat pesatnya perkembangan teknologi digital yang secara signifikan mengubah pola kerja pemerintahan.
Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengembangkan solusi inovatif berbasis kecerdasan artifisial untuk menjawab tantangan birokrasi modern.
Dari rangkaian tersebut, terpilih enam inovasi unggulan yang dinilai paling siap untuk diimplementasikan dalam upaya meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, dan kualitas pelayanan publik.
Dari hasil penilaian, enam karya terbaik ditetapkan sebagai inovasi unggulan karena dinilai paling relevan terhadap kebutuhan birokrasi saat ini serta memiliki potensi dampak yang kuat dan realistis untuk diujicobakan dan diimplementasikan di Kemenko PMK.
Enam karya tersebut menjadi manifestasi nyata komitmen Kemenko PMK dalam membangun budaya kerja baru yang cerdas, transparan, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi.
Melalui bulan inovasi ini, Kemenko PMK menegaskan tekad untuk menjadikan birokrasi Indonesia semakin efisien dan berbasis data, sekaligus menjadi pelopor transformasi digital di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Berikut daftarnya:
- SI-OPTIMA dari Biro Manajemen Kinerja, Kerja Sama, dan Sumber Daya Manusia. Aplikasi ini mampu menganalisis dokumen perencanaan dan pelaporan untuk menyelaraskan kinerja dan anggaran, serta memberikan rekomendasi otomatis agar penggunaan sumber daya publik lebih tepat sasaran.
- SAPA AI, karya Biro Digitalisasi dan Pengelolaan Informasi. Inovasi ini memungkinkan pemantauan realisasi anggaran melalui platform percakapan seperti WhatsApp, sehingga mempercepat pengambilan keputusan strategis dan memperkuat akuntabilitas.
- OH² (One Health Hub) dari Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas dan Ketahanan Kesehatan. Platform ini mengintegrasikan data manusia, hewan, dan lingkungan untuk memprediksi potensi wabah serta memberikan informasi publik yang valid, menjadi terobosan menuju kebijakan kesehatan yang proaktif dan berbasis bukti.
Selain tiga inovasi utama, penghargaan juga diberikan kepada yang menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut:
- AURORA dari Inspektorat, yang memanfaatkan kecerdasan artifisial sebagai asisten audit untuk mendeteksi risiko anggaran secara otomatis.
- PMK Legal Solutions dari Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana, menghadirkan asisten legal berbasis KA untuk mempercepat konsultasi regulasi internal.
- Gizi Growly dari Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting, berupa dasbor pemantau gizi dan stunting secara real-time untuk membantu pengambilan intervensi yang tepat sasaran.
(Dani Jumadil Akhir)